Uncategorized

Diduga Antraks Menyerang di Yogya, Kementerian Turunkan Tim Investigasi

Jakarta,BritaBrita.com– Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian menurunkan tim untuk menyelidiki dugaan penyakit Anthrax di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Direktur Kesehatan Hewan, Fadjar Sumping Tjatur Rasa, mengatakan pengiriman tim ini untuk membantu upaya pencegahan dan pengendalian kasus penyakit Anthrax itu. Terutama karena ada ternak meninggal dan seorang warga.

img_20170121_182437

Awalnya, 1 ekor sapi dan 18 ekor kambing mati. Setelah kejadian itu, seorang warga dilaporkan meninggal. “Setelah ada kasus pada manusia, maka Dinas Kesehatan melaporkan kepada Pemda Kulon Progo dan Dinas Peternakan yang selanjutnya diinfokan ke Balai Besar Veteriner Wates (BBVet Wales),” kata Fadjar melalui keterangan tertulis, Sabtu 21 Januari 2017.

Lihat Juga :  Mantan penyiar yang sukses di pariwisata

Beberapa orang di Dusun Panggung, Dusun Ngroto, Dusun Ngaglik, dan Dusun Wonosari, Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kulon Progo, juga sakit diduga terkena virus Anthrax.

Seperti dinukil dalam laman tempo.co, Menurut Fadjar, BBVet Wates yang merupakan salah satu unit pelaksana teknis di bawah Ditjen PKH menurunkan tim untuk investigasi, pada 10 Januari 2017. Mereka juga mengambil sampel uji laboratorium bersama Dinas Pertanian dan Dinas Kesehatan di lokasi kejadian.

Hasil investigasi di lapangan menjelaskan ada dugaan Anthrax tipe kulit pada 16 orang dan mengakibatkan 1 ekor sapi dan 14 kambing mati. Kematian sejak November 2016 itu disebut tidak pernah dilaporkan. Lalu hasil pengujian laboratorium di BBVet Wates pada 12 Januari 2017 menyimpulkan penyebab kematian ternak adalah akibat terinfeksi kuman Anthrax. Yaitu Bacillus Anthracis yang merupakan penyebab penyakit Anthrax.

Sampai saat ini jumlah kambing yang mati atau dipotong paksa adalah 17 ekor dan 1 ekor sapi. Dinas Kesehatan Kulon Progo mencatat dari 16 penderita Anthrax tipe kulit, 15 di antaranya dinyatakan sembuh dan 1 meninggal. Penyebab kematian warga itu belum bisa dipastikan karena pasien juga menderita komplikasi diabetes dan jantung, serta lanjut usia yakni 78 tahun.

Tim yang turun ke lapangan juga melakukan pengobatan, pembentukan posko pengendalian penyakit Anthrax, pembatasan lalu lintas ternak, serta vaksinasi pada hewan yang terancam tertular.

Editor: Syl

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button