Cegah dan Obati Diabetes

JAKARTA,BritaBrita.com–Diabetes merupakan penyakit metabolisme yang timbul akibat peningkatan kadar glukosa darah di atas nilai normal.
Diabetes terbagi menjadi dua jenis, yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II. Diabetes tipe I disebabkan tubuh berhenti memproduksi insulin karena perusakan sel pankreas. Kasus ini biasanya ditemukan pada anak-anak. Sementara itu, diabetes tipe II terjadi akibat pankreas menghasilkan jumlah insulin yang tidak memadai. Diabetes tipe II merupakan bentuk lebih umum dari diabetes, yaitu sekitar 90% kasus. Kasus ini biasanya terjadi pada orang dewasa, namun beberapa tahun terakhir juga ditemukan pada anak-anak.
Data Sample Registration Survey (SRS) 2014 menunjukkan diabetes merupakan penyebab kematian terbesar nomor 3 di Indonesia dengan persentase sebesar 6,7%, setelah stroke (21,1%), dan penyakit jantung koroner (12,9%). Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI dr Lily S Sulistyowati MM mengatakan dalam beberapa tahun terakhir, kejadian diabetes tipe II telah meningkat secara dramatis di kalangan anak-anak dan remaja. Hal ini berkaitan erat dengan anak-anak yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas.
“Umumnya diabetes tipe II pada anak-anak dan remaja disebabkan pola diet tidak seimbang dan kurangnya aktivitas fisik. Hal ini didukung dengan kemajuan teknologi serta tersedianya berbagai fasilitas yang menjadikan anak malas bergerak,” ucap dr Lily dalam seminar kesehatan mengenai diabetes di Jakarta, beberapa waktu lalu. Ia menyebutkan, diabetes tipe II memiliki gejala yang begitu ringan sehingga terabaikan oleh penderita. Namun, diam-diam merusak fungsi berbagai organ tubuh. Pada saat penyakit ini terdiagnosis, berbagai komplikasi serius kemungkinan sudah timbul seperti penyakit kardiovaskular, kebutaan, gagal ginjal, dan amputasi anggota tubuh bagian bawah.
“Ragam kuliner Indonesia yang beragam juga menjadi tantangan tersendiri bagi upaya menekan kasus diabetes mellitus di Indonesia. Banyak orang kemudian menjadikan makanan sebagai wisata kuliner. Semua makanan dicoba, tetapi baiknya tidak dijadikan menu harian, sesekali saja. Dan itu pun harus kita ikuti dengan pola hidup sehat lainnya, seperti makan buah sayur dan aktivitas fisik,” papar dr Lily. Menurutnya, perilaku hidup yang tidak sehat, seperti kurang buah dan sayur, kurang aktivitas fisik menjadi pemicu terbesar timbulnya DM.
Dari 10 juta penyandang DM di Indonesia pada 2015, 90% di antaranya adalah DM tipe II. DM jenis ini merupakan DM yang berkaitan dengan gaya hidup seseorang. Faktor-faktor risiko yang dapat memicu timbulnya penyakit diabetes di antaranya riwayat keluarga. Jika seseorang memiliki orang tua atau saudara kandung dengan diabetes tipe II, maka peluangnya untuk mengidap diabetes tipe II menjadi lebih besar. Lalu usia, risiko diabetes tipe II meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah berumur 40 tahun.
Hal ini berhubungan dengan aktivitas yang menurun serta kehilangan massa otot dan berat badan. Kemudian ras, orang-orang dari latar belakang ras tertentu ditemukan memiliki risiko lebih tinggi terhadap diabetes. Kegemukan dan obesitas juga menjadi faktor. Peningkatan prevalensi berat badan berlebih dan obesitas selalu berbanding lurus dengan prevalensi diabetes. Semakin banyak jaringan lemak yang dimiliki seseorang, maka semakin besar pula resistensi sel terhadap insulin.
“Selanjutnya aktivitas fisik yang kurang memadai, diet tidak sehat seperti mengonsumsi makanan dan minuman kaya kalori, lemak jenuh, dan gula, serta rendah serat. Memiliki tekanan darah tinggi atau tingkat lipid yang tinggi. Diabetes gestational yaitu perempuan yang mengalami diabetes selama kehamilan memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe II,” kata dr Lily seperti dinukil dalam laman koran-sindo.com.
Editor : Syl