Uncategorized

Benarkah Pekerjaan Para Penulis dan Wartawan Bisa Digantikan Robot ?

BritaBrita.com–Didukung kekuatan internet, manusia kini mengkonsumsi informasi yang berlimpah. Penerbit-penerbit konten bermunculan di internet. Orang tak perlu membuka koran untuk membaca informasi terbaru. Tinggal membuka gajet yang dilengkapi koneksi internet, kabar-kabar terbaru pun bisa diakses.

Suasana acara Global Editors Network 2016 silam, dalam GEN Summit 2016 juga sempat membahas tema Jurnalisme Robot.
Suasana acara Global Editors Network 2016 silam, dalam GEN Summit 2016 juga sempat membahas tema Jurnalisme Robot.

Menurut catatan Statista, pada 2015 terdapat 32.900 jurnalis di koran yang terbit di Amerika Serikat. Ada tren penurunan jika melihat angka pada 2014 yakni 36.700 jurnalis, dan di tahun 2013 ada 38.000 jurnalis. Penerbit konten online, kemungkinan adalah salah satu sebabnya. Internet Live Stat mencatat ada lebih dari 1,15 miliar situsweb di dunia internet saat ini.

Namun, selain bersaing dengan para penulis penerbit konten, ternyata wartawan juga harus bersaing dengan mesin. Sudah ada algoritma komputer yang mampu membuat berita. Dengan kata lain, pekerjaan para wartawan, lambat laun digantikan oleh robot, mesin, atau algoritma komputer.

Menurut laporan Techcruch, sebuah perusahaan rintisan asal Israel bernama Articoolo mampu membuat berita melalui algoritma komputer yang mereka kembangkan. Lebih hebatnya, ketika kita meminta berita dengan tema yang sama 100 kali, algoritma buatan Articoolo mampu memberikan 100 artikel yang berbeda, tidak sama.

Seperti dijelaskan di situsweb resmi mereka, Articoolo bekerja pertama kali dengan memahami konteks berita yang diminta. Selanjutnya, algoritma akan mencari sumber-sumber terpercaya dengan konteks yang berhasil ia jaring. Terakhir, Articoolo akan merekonstruksi data-data yang diperoleh dan lantas menggabungkannya menjadi satu artikel yang utuh, dan enak untuk dibaca.

Dalam percobaan yang dilakukan, jika pengguna memakai kata ”Kim Kardashian” akan tercipta artikel dengan panjang kurang dari 250 kata dalam tempo kurang dari 50 detik.

The Atlantic juga melaporkan ihwal Lost Angeles Times yang turut memanfaatkan algoritma komputer dalam membuat berita kepada pembacanya. Khususnya berita tentang bencana gempa bumi. LA Timesmemanfaatkan algoritma bernama QuakeBot.

Seperti dinukil dalam laman tirto.id,Algoritma QuakeBot bekerja memanfaatkan data terbuka dari US Geological Survey. Saat terjadi gempa bumi dengan kekuatan lebih dari 3.0 skala richter, QuakeBot akan menangkap data tersebut dan selanjutnya mengubah data menjadi sebuah informasi berbasis teks. QuakeBot lalu menambahkan peta terjadinya gempa dan langsung mengirim pada Content Managenet System milik LA Times. Setelahnya, konten tersebut akan diperiksa oleh editor dan kemudian akan dipublikasikan secara luas pada para pembacanya.

Pekerjaan Para Penulis dan Wartawan Bisa Digantikan Robot

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button