Mengapa Anak Tidak Suka Makan Sayur

JAKARTA,BritaBrita.com–Sering bagi anak-anak tidak suka sayur. Padahal, kebutuhan vitamin dan mineral anak sangat banyak. Salah satu hal yang menjadi penyebabnya adalah anak tidak dibiasakan makan sayur sejak kecil.
Mengapa anak tidak suka makan sayur?
Kebanyakan anak tidak suka sayur, terlebih jika sayuran tersebut tidak familiar di mata anak. Singkat kata, mengenal sayuran saja tidak apalagi keinginan untuk memakannya. Jadi, pengenalan anak pada sayur sedini mungkin perlu dilakukan agar anak suka sayur.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh University of Leeds dilaporkan bahwa anak yang diperkenalkan dengan sayur secara teratur pada usia sebelum dua tahun dapat lebih suka banyak sayur. Mengapa di usia kurang dari dua tahun? Menurut Marion Hetherington, peneliti pada penelitian ini, hal tersebut karena anak di bawah usia dua tahun cenderung lebih terbuka untuk mencoba sesuatu yang baru dan anak akan menjadi pemilih pada usia tertentu, dikutip dari laman BBC.
Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa Anda sebagai orangtua perlu memperkenalkan anak pada sayuran sebanyak lima sampai 10 kali sampai anak suka sayur tersebut. Ya, jika ingin anak Anda suka dengan sayuran, orangtua harus sabar memperkenalkan anak dengan sayuran.
Apa yang terjadi jika anak tidak suka sayur?
Tidak suka sayur tentu akan merugikan diri anak sendiri. Selain bisa kekurangan vitamin dan mineral, anak yang tidak suka makan sayur juga lebih berisiko menderita penyakit tertentu saat dewasa. Beberapa kerugian jika anak tidak suka sayur adalah seperti dinukil dalam laman okezone.com :
1. Masalah berat badan
Anak yang tidak suka sayur cenderung lebih mudah untuk mempunyai berat badan berlebih. Sayur dapat memberikan anak serat dan air lebih banyak dengan kalori yang lebih sedikit, sehingga anak bisa merasa kenyang lebih lama tanpa banyak kalori yang masuk ke tubuh anak.
2. Masalah pencernaan
Anak yang kurang mengonsumsi serat yang didapat dari sayuran lebih berisiko untuk mengalami masalah pencernaan, seperti sembelit dan wasir.
3. Risiko penyakit tertentu
Serat dapat memperlambat penyerapan nutrisi, seperti glukosa dan kolesterol. Hal ini tentu sangat membantu dalam mengatur kadar gula darah dan juga kolesterol. Kurang serat dapat meningkatkan risiko anak terkena penyakit diabetes mellitus, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan juga stroke di masa dewasanya.
Editor : Syl