Lokasi Longsor Timbun Tiga Petani, Warga Masih Tinggal di daerah Rawan Longsor
BANDUNG, BritaBrita.com – Lokasi tebing longsor di Desa Dukuh, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Selasa (28/3/2017) pukul 08.00 WIB, merupakan wilayah rentan terjadi pergerakan tanah. Peristiwa yang menewaskan Mansur dan mencederai Oday (45) serta Kahya (47) itu pernah mengalami pergerakan tanah.
“Lokasi terjadinya longsor itu pernah terjadi pergerakan tanah pada delapan tahun lalu,” kata petugas penyelamat Kantor SAR Bandung, Andika Zein.
Dikatakan Andika, tebing setinggi 5 meter dan panjang 20 meter longsor menimpa Mansur, Oday,dan Kahya yang sedang memperbaiki saluran air. Ketiga petani itu bersama tujuh petani lainnya itu membuat saluran air baru di lokasi kejadian.
“Mereka membuat saluran untuk memperluas lahan sawah yang sudah ada air dari saluran air Kampung Pasir Rincang ke Kampung Ciandong,” kata Andika.
Andika mengatakan, tiga petani yang tertimbun tanah tak bisa menyelamatkan diri ketika tebing mengalami longsor. Sedangkan tuju petani lainnya berhasil menyelamatkan diri ketika peristiwa itu terjadi.
“Korban yang meninggal merupakan warga yang mempunya lahan,” kata Andika. Ketiga koban yang tertimbun tanah itu dievakuasi warga perangkat desa, dan muspika dengan peralatan seadannya. “Sudah dipastikan tidak ada lagi yang tertimbun di lokasi longsor,” kata Andika seperti dinukil dalam laman tribunnews.com.
Diberitakan sebelumnya, Mansur tewas setelah tertimpa longsoran tebing di RT 1/12 Kampung Cipurut, Desa Dukuh, Selasa (28/3/2017) pukul 08.00 WIB.
Tak hanya Mansur, dua warga lainnya, yaitu Oday (45) dan Kahya (47) pun tertimbun longsor. Beruntung nyawa kedua warga Desa Dukuh itu masih bisa selamat setelah berhasil dievakuasi warga.
Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Yusri Yunus, mengatakan, peristiwa nahas itu bermula ketika Mansur, Oday, dan Kahya, tengah kerja bakti bersama empat warga lainnya. Kala itu warga tengah memperbaiki saluran air ke sawah yang ada di bawah tebing lantaran tersendat sejak Senin (27/3/2017) sore hari.
“Ketika sedang kerja bakti. Tiba-tiba tebing yang ada di atas saluran air longsor dan menimpa warga yang sedang kerja bakti itu,” kata Yusri.
Masih Ditinggal di daerah Rawan Longsor
Sementara itu, belasan keluarga masih bertahan di Kampung Legok Kiara, Desa Rawabogo, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, yang 2015 lalu porak-poranda diterjang longsor dan tanah bergerak.
Sebagian mengaku bertahan karena rumah mereka di lahan relokasi yang disiapkan pemerintah di Kampung Legok Kole, tak jauh dari Kampung Legok Kiara, masih belum selesai dibangun.
Beberapa lainnya menolak pindah karena merasa sudah tua dan ingin mengabiskan sisa hidupnya di rumah yang sudah mereka tinggali sejak kecil.
“Setelah kejadian tahun 2015 anak saya ikut relokasi. Tapi saya sudah tua. Apapun yang terjadi saya tak akan pergi,” kata Uteng (70) di kediamannya.
Keluarga Uteng adalah satu dari 12 keluarga yang masih bertahan.
Saat pergerakan tanah 2015 terjadi, ada 58 keluarga yang tinggal di Kampung Lengok Kiara.
Berikut ini video warga yang masih tinggal di daerah rawan longsor :
https://youtu.be/dPp48LylgmQ
Editor : Syl