OTOMOTIFPOLITIK

Meikarta jadi Amunisi Grup Lippo Kerek Kapitalisasi Pasar

JAKARTA,BritaBrita.com–Proyek pembangunan kota mandiri baru bernama Meikarta berpotensi menjadi amunisi penguatan harga saham emiten properti yang berada di bawah bendera Grup Lippo. Tercatat, dua emiten Grup Lippo yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dan PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK).

Apabila harga saham naik, bukan tidak mungkin bagi Lippo Karawaci dan Lippo Cikarang untuk memperkuat nilai kapitalisasi pasarnya dari posisi mereka saat ini. Ini berarti, kedudukan dua emiten tersebut berpotensi meningkat.

Ini berarti, dua emiten properti Grup Lippo berpotensi naik daun dari posisi sebelumnya yang bahkan tidak masuk dalam lima emiten properti terbesar di BEI. (www.lippokarawaci.co.id).
Ini berarti, dua emiten properti Grup Lippo berpotensi naik daun dari posisi sebelumnya yang bahkan tidak masuk dalam lima emiten properti terbesar di BEI. (www.lippokarawaci.co.id).

Padahal, kedua emiten tersebut tidak termasuk dalam lima emiten properti terbesar di pasar modal. Nilai kapitalisasi pasar Lippo Karawaci sendiri pada Kamis (4/5) berada di angka Rp18,23 triliun dan Lippo Cikarang hanya sebesar Rp3,09 triliun.

Posisi Lippo Karawaci kalah unggul dari PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) atau pun PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI). Saat ini, Lippo Karawaci masih menempati posisi keenam, sedangkan Lippo Cikarang di posisi 18.

Tak heran memang apabila melihat harga saham keduanya yang terus berada dalam tren penurunan dan belum dapat kembali seperti Juli tahun lalu yang berada di puncak teratas dilihat sejak pertengahan tahun lalu, di mana Lippo Cikarang berada di level Rp7.825 per saham dan Lippo Karawaci Rp1.200 per saham.

Sementara, harga saham Lippo Cikarang pada penutupan perdagangan kemarin berada di level Rp4.490 per saham. Adapun, harga saham Lippo Karawaci ditutup stagnan di level Rp785 per saham.

“Kapitalisasi pasar mungkin bisa saja naik. Tetapi, pasar masih lihat dulu properti dari proyek kota baru itu seperti apa,” ujar Analis senior Binaartha Securities Reza Priyambada kepada CNNIndonesia.com, Kamis (4/5).

Lihat Juga :  Apa Lagi Sandiwara Setya Novanto di Kursi Pesakitan

Reza mengatakan, kenaikan kapitalisasi pasar dari Lippo Karawaci dan Lippo Cikarang bukan tidak mungkin dapat menyaingi kapitalisasi pasar Bumi Serpong Damai, dimana pada perdagangan Rabu (3/5), berada di posisi Rp34,25 triliun. Namun, hal itu kembali lagi pada sikap grup Lippo dalam mengarahkan pelaku pasar terkait proyek Meikarta.

“Kenapa misal Metropolitan Kentjana, Pakuwon Jati, itu kapitalisasi pasarnya di atas Lippo Karawaci dan Lippo Cikarang? Karena, pasar melihat emiten-emiten itu pembangunan propertinya masih terus berjalan,” imbuh Reza.

Berbeda dengan Lippo Karawaci, sambung dia, di mana pendapatan perusahaan banyak disumbang oleh anak usahanya yang bergerak dalam bisnis rumahsakit, yaitu PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO).

“Sebenarnya, Lippo tumbuh, tapi kontribusinya masih besar dari rumah sakit. Itu yang membuat pasar cenderung menahan diri dari saham Lippo,” katanya.

Untuk saat ini, pasar masih akan memantau perkembangan proyek Meikarta. Apabila penjualannya positif, tentu akan menjadi sentimen positif bagi Lippo Karawaci dan Lippo Cikarang. Asal tahu saja, Grup Lippo sendiri telah merancang tahap pertama seluas 22 juta meter persegi sejak 2014 lalu, di mana pekerjaan fisik sudah dimulai sejak Januari tahun lalu.

Lippo menargetkan, tahap pertama dapat selesai dalam waktu tiga tahun, dan mulai dihuni akhir tahun depan. Adapun, jenis properti yang sudah dalam tahap pembangunan sendiri berupa 250 ribu perumahan.

Proyek ini dibangun dengan nilai investasi sebesar Rp278 triliun. Manajemen grup Lippo mengklaim, proyek ini merupakan investasi terbesar Lippo yang pernah dikerjakan selama 67 tahun grup usaha Lippo berdiri.

Kinerja Kurang Darah

Lihat Juga :  KIB Disinyalir Bubar, Berkah Buat Ganjar Pranowo?

Terkait kinerja, Lippo Karawaci membukukan penurunan pendapatan menjadi Rp2,54 triliun pada kuartal I 2017 atau turun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp2,6 triliun.

“Pendapatan perusahaan turun 2,5 persen, laba bersih turun 54,2 persen. Kinerja Lippo Karawaci pada dasarnya datar pada kuartal I 2017,” terang Analis Mirae Asset Sekuritas Franky Rivan.

Menurut dia, sebagian besar penjualan berasal dari Lippo Cikarang sebesar Rp169 miliar dan St. Moritz Jakarta Barat sebesar Rp63 miliar. Penjualan sepanjang kuartal pertama ini melambat karena perusahaan masih enggan mengeluarkan produk baru.

“Diduga pasar properti yang masih lemah menjadi alasan utama dibalik penundaan peluncuran produk, karena peluncuran akan memperoleh daya tarik lebih saat pasar properti sudah kuat,” paparnya.

Entitas Lippo lainnya, yaitu Lippo Cikarang juga mengalami penurunan pendapatan 18,08 persen menjadi Rp447,36 miliar dari sebelumnya Rp546,11 miliar. Hal ini mengakibatkan laba bersih perusahaan anjlok 17,13 persen dari Rp223,09 miliar menjadi cuma Rp184,87 miliar.

Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda berpendapat, pembangunan hunian di Meikarta harus terdiri dari beberapa segmen. Artinya, Grup Lippo tidak disarankan untuk membangun hunian dengan satu segmen saja di kota mandiri tersebut.

“Kalau kota mandiri perlu dibangun semua segmen, dan tidak hanya rumah tapak dan apartemen. Tetapi juga, harus ada pusat bisnis Central Business District (CBD)-nya,” jelasnya.

Ia juga memastikan, dengan adanya proyek Meikarta, maka akan memberikan jaminan kepada pelaku pasar dari sisi sustainability (kesinambungan) terhadap dua emiten properti yang dibawahi Grup Lippo.

“Pasti membantu kinerja emiten Grup Lippo. Ketersediaan landbank (bank tanah) besar, aspek sustainability emiten akan terjamin,” pungkasnya seperti dinukil dalam laman cnnindonesia.com.

Editor : Syl

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button