Uncategorized

Pariwisata Korsel Merosot Akibat Ulah Kim Jong Un

BritaBrita.com,JAKARTA – Meskipun investor di Korea Selatan telah mengabaikan ancaman perang di semenanjung Korea selama bertahun-tahun, namun potensi tanda-tanda kerugian ekonomi mulai terlihat saat ini akibat efek aksi rezim Kim Jong Un yang menyebar secara global.

Pemerintah Seoul masih memproyeksikan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sebesar 3% tahun ini, namun kerugian yang dialami sektor pariwisata terlihat jelas.

Lonjakan kepercayaan konsumen mungkin akan berkurang dan para pembuat kebijakan telah mengingatkan bahwa ketegangan geopolitik tidak akan berlalu dalam waktu dekat.

Menteri Keuangan Korea Selatan Kim Dong-yeon mengatakan bahwa mengingat rumitnya solusi mendasar untuk isu seputar Korea Utara, efek pada pasar finansial tidak akan berlangsung dalam jangka pendek dan oleh karenanya dapat berdampak negatif terhadap ekonomi.

Menurut Korea Tourism Organization, meningkatnya ketegangan geopolitik ikut berkontribusi atas penurunan sebesar 40% pada jumlah kedatangan turis asing ke Korea Selatan pada bulan Juli.

Penurunan terbesar dialami pada wisatawan dari China, menyusul larangan paket perjalanan oleh pemerintah Beijing akibat keputusan Korea Selatan untuk menggunakan sistem pertahanan rudal Thaad milik Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan perhitungan Bloomberg, kerugian yang diakibatkan penurunan jumlah turis China antara bulan Maret dan Juli mencapai sekitar US$4,7 miliar.

Bank of Korea (BoK) hari ini menyatakan bahwa defisit neraca jasa negara ginseng melebar menjadi US$3,29 miliar pada Juli, didorong oleh pelemahan pada sektor travel.

“Selain penurunan jumlah wisatawan China, jumlah turis Eropa dan Jepang turun saat Korea Utara menembakkan rudalnya,” kata Roh Chung-seak, direktur divisi statistik finansial di Bank of Korea, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (6/9/2017).

Setelah mengalami reli sejak Moon Jae In mulai menjabat sebagai Presiden Korsel pada bulan Mei, kilau indeks sentimen konsumen meredup pada bulan Agustus, meskipun pergerakannya tetap berada di teritori positif.

“Seiring dengan provokasi Korea Utara yang meluas ke pasar finansial melalui peningkatan volatilitas, ekonomi dalam arti lebih luas dapat dirugikan oleh kemunduran dalam belanja konsumen dan kegiatan investasi bisnis,” kata Chang Jae-chul, seorang ekonom di KB Investment & Securities Co., Seoul.

Di sisi lain, seperti dinukil dalam laman bisnis.com,pembelian surat-surat berharga Korea Selatan oleh asing telah tumbuh stabil tahun ini, meski terdapat isu uji coba rudal dan nuklir oleh Korea Utara. Investor asing memiliki kepemilikan atas sekitar 33% ekuitas negara dan 13% obligasi negara.

“Apa yang bisa diharapkan untuk saat ini adalah bahwa pemerintah Seoul akan terus meningkatkan cadangan devisanya untuk memberikan langkah “jaminan diri” demi mengurangi volatilitas pasar serta perlindungan terhadap potensi guncangan,” ujar Kwon Young-sun, ekonom senior di Nomura Internasional, Hong Kong.

Editor : Syl

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button