Kasus DBD di Kota Yogyakarta Menurun. Ini Sebabnya

BritaBrita.com,Sleman – Kasus Demam Berdarah Dengue di Kota Yogyakarta sepanjang tahun 2017 mengalami menurunan. Bila di tahun 2016 ada 1.705 kasus dengan 13 pasien di antaranya meninggal, tahun ini sampai Oktober baru ada 383 kasus dengan 2 pasien meninggal.
“Kasus DBD di Kota Yogya menurun, tetapi kami belum bisa menyimpulkan apakah (penurunan) ini hasil dari EDP (Eliminate Dengue Project),” kata Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kota Yogyakarta, Yudiria Amelia kepada wartawan di UGM, Jumat (10/11/2017).
EDP adalah program penilitian yang dilakukan UGM, dengan menyebarkan nyamuk berwolbachia di 430 titik di 12 wilayah di Kota Yogya. Penyebaran nyamuk jenis ini dilakukan pertengahan tahun 2016 lalu dan diklaim keberadaannya bisa menekan kasus DBD.
“Penelitian ini masih berlangsung. Kalau kita lihat hujan yang turun tahun ini tidak merata seperti tahun-tahun sebelumnya, saya kira (tidak meratanya hujan) bisa menjadi faktor menurunnya kasus DBD (di Kota Yogya),” tambah Amelia.
Peneliti EDP UGM, Riris Andono Ahmad menambahkan, selain menyebar nyamuk berwolbachia pihaknya juga telah memasang 430 perangkap nyamuk. Perangkap ini difungsikan untuk mengetahui jumlah nyamuk yang sudah mengandung wolbachia.
“Untuk wilayah Tegalrejo dan Wirobrajan hingga saat ini jumlah nyamuk berwolbachia cukup tinggi dan stabil. Sekitar 90-an persen dari total nyamuk di sana sudah mengandung wolbachia,” jelasnya.
Andono melanjutkan, dalam penelitian ini pihaknya juga menempatkan 18 relawan di 18 puskesmas. Tugas para relawan ini yakni mendata pasien di puskesmas yang kemungkinan terserang DBD.
“Hipotesis kami, kalau pun ada kasus (DBD) sebagian besar kasus itu datang dari wilayah yang belum ada nyamuk berwolbachia,” pungkasnya. (net)
Editor : Syl