BritaBrita.com,Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah ke Rp 14.930 per dolar AS. Pengusaha mengkhawatirkan adanya spekulan yang ikut-ikut membuat rupiah tambah melemah.
“Cuma saya sampaikan kalau kita harus waspada spekulan-spekulan yang dari luar itu. Kalau yang di bawah kendali kita sudah dikerjakan oleh pemerintah, yang beyond our control itu yang harus diwaspadai,” kata Ketua Umum Kadin Rosan P Roeslani di Kantor Kemenko Kemaritiman, Selasa (18/9/2018).
Menurut Rosan, pengusaha pada dasarnya tak suka rupiah bergerak tak stabil. Hanya kerugian yang didapatkan jika nilai tukar terus bergejolak.
 |
“Kalau pengusaha nasional kan tak suka juga rupiah goyang terus, kita juga yang rugi kan,” papar Rosan.
Sebelumnya, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo mengungkapkan faktor utama dari sentimen global yang menyebabkan emerging markets termasuk Indonesia nilai tukarnya melemah dikarenakan aksi AS yang menetapkan tarif baru bagi China.
“Ini cukup mempengaruhi emerging countries, currency,” kata Dody di Jakarta, Selasa (18/9/2018).
“Kita terus jaga rupiah, stabilitas rupiah. dan intervensi pun akan kita lakukan secara terukur,” imbuh Dody.
Ia berharap, sentimen negatif tarif yang dibebankan AS kepada China segera berlalu. Menurut Dody seluruh nilai tukar regional terkena dampaknya.