Tarif Tol JORR Jauh Dekat Rp 15.000 Berlaku 29 September
BritaBrita.com,Jakarta – Sempat beredar kabar bahwa penerapan integrasi tarif transaksi tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) berlaku pada 22 September 2018. Namun kabar itu salah, kebijakan itu mulai diterapkan pada 29 September 2018.
Setidaknya, 7 hari sebelum penerapan tarif baru terhadap tol, pemerintah dan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) harus melakukan sosialisasi kepada para pengguna. Tujuannya agar pengguna tidak kaget dan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Penerapan tarif integrasi atas tol sepanjang 76 km ini juga menimbulkan kontroversi. Bagi pengguna jarak dekat tentu dirugikan karena harus bayar secara penuh. Sementara pengguna jarak jauh akan diuntungkan karena lebih murah.
Di depan pintu gerbang tol terpampang papan tarif tol yang baru. Namun untuk harganya masih ditutupi lakban hitam.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPTJ) Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna pun membenarkan hal itu. Penerapan integrasi tarif transaksi tol JORR baru akan diterapkan pada 29 September 2018 mendatang.
“Penerapannya akhir bulan. Saya bingung dari mana info itu,” tuturnya.
Sebelumnya keterangan resmi Jasa Marga, Jumat (21/9/2018), integrasi transaksi tersebut akan berlaku mulai 22 September 2018 pukul 00.00 WIB.
Menurut Herry, jika pada 21 September kemarin merupakan pengumumannya, maka penerapan pada 29 September 2018 sudah lebih dari cukup jika dilihat dari pengumuman kemarin.
“Kalau memang penerapannya tanggal 22 September masa diumuminnya tanggal 21 September, menurut saya terlalu cepat. Di tanggal 29 September itu sudah lebih dari cukup,” tambahnya seperti dilansir detik.com.
“Tapi kalau lebih dari 17,6 km dia pasti akan lebih untung, karena bayar lebih murah,” terangnya
Herry menambahkan, salah satu alasan pemerintah dan BPJT mengambil kebijakan itu untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Sebab pengguna tol sepanjang 76 km itu harus berhenti di beberapa titik untuk kembali membayar tarif tol bagi mereka pengendara jarak jauh.
“Misalnya di Seksi W1, itu kan harus ada gerbang di Meruya untuk memisahkan ini uangnya JORR W1 dan ini uangnya JORR yang lain. Nanti harus berhenti lagi di Semper dan Rorotan, oh ini uangnya JORR ini dan uangnya HK,” terangnya.
Banyaknya gerbang tol di JORR ini juga sering kali menimbulkan kemacetan. Padahal bagi mereka pengguna tol JORR jarak jauh tidak seharusnya berhenti berlama-lama.
“Kalau yang berhenti sedikit si enggak apa-apa, tapi akibatnya besar kalau volumenya tinggi. Itu bisa sejam sendiri menunggu di situ. Nah ini secara sistem yang enggak efisien. Padahal enggak perlu berhenti jadi berhenti untuk bayar,” tuturnya.
Intinya, kata Herry, kebijakan itu diambil untuk meningkatkan kenyaman para pengguna tol JORR. Meskipun dalam penerapannya harus ada yang merasa dirugikan.
“Ini cross subsidi kalau mau dibilang seperti itu,” tambahnya.
Dia juga menegaskan, kebijakan tarif integrasi tol JORR ini bukan berarti memberikan keuntungan lebih bagi pengelola. Sebab pengelola akan menerima pembayaran yang lebih sedikit untuk pengguna jarak jauh.
Namun memang, pengelola akan lebih efisien dengan tidak ada lagi banyak gerbang tol. Meskipun dampak itu juga akan terasa positif bagi para penguna juga.