BritaBrita.com,JAKARTA-Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais tiba di Polda Metro Jaya pukul 10.15 WIB. Amien datang memenuhi panggilan polisi sebagai saksi dalam kasus hoaks Ratna Sarumpaet.
Sebagaimana yang pernah ia sampaikan di Jalan Daksa 1 nomor 10, Jakarta Selatan, dia berjanji akan memenuhi panggilan kedua dan ia juga mengaku akan memberi kejutan yang dapat menarik perhatian masyarakat.
1. Kejutan Amien: Copot Tito Karnavian
Amien Rais yang sudah ditunggu-tunggu kedatangannya oleh pewarta akhirnya membeberkan beberapa poin yang menurutnya jadi sebuah kejanggalan. Yang jadi kejutan Amien Rais ada pada poin ke tiga, dirinya meminta kepada Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo untuk segera copot Tito Karnavian sebagai Kapolri.
“Saya tahu Anda mau tahu soal KPK, saya minta kepada Pak Jokowi. Supaya Bapak Kapolri Tito Karnavian segera dicopot,” ujar Amien Rais sambil memegang koran dengan judul ‘KPK Didesat Tuntaskan Dugaan Perusakan Barang Bukti’ di Polda Metro Jaya pukul 10.20 WIB.
2. Amien nilai Kapolri adalah oknum
Desak tuntaskan kasus perusakan barang bukti KPK, Amien menilai Tito adalah oknum yang tidak benar, oleh sebab itu ia ingin Presiden Jokowi untuk menggantinya.
“Saya yakin stok kepemimpinan Polri yang jujur dan mengabdi kepada negara masih banyak yang bisa mengganti Tito Karnavian,” ungkapnya dari laman IDNTimes.
3. Sebelum masuk ke Direktorat Krimum Amien menyampaikan pesan
massa PA 212 datang sebelum Amien Rais tiba dan akan tetap menunggu Amien sampai selesai pemeriksaan.
Sebelum masuk ke Direktorat Reserse Kriminal Umum, Amien sempat berpesan, “Manusia boleh membuat rekayasa tapi Yang Maha Sempurna dapat membuat rekayasa dan lebih unggul.”
Diduga Kasus Rekening Gendut
Terkait dugaan kasus yang menimpa Kapolri Jendral Tito Karnavian Presiden Joko Widodo menegaskan tidak akan ikut campur dalam permasalahan dugaan perusakan barang bukti KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) yang disebut melibatkan Kapolri JenderalTito Karnavian.
“Itu wilayahnya KPK, hukum. Saya tidak mau intervensi ya,” kata Jokowi di Pondok Gede, Rabu (10/10/2018).
Kasus ini awalnya diungkap Indonesialeaks. Jaringan media investigasi itu mengulas sebuah buku bersampul merah yang diduga berisi catatan aliran dana pengusaha Basuki Hariman kepada sejumlah pejabat negara.
Indonesialeaks menuliskan dua penyidik KPK asal Polri, Ronald Rolandy dan Harun mengoyakkan beberapa lembar dari buku itu karena terdapat nama petinggi Polri.
Ronald dan Harun telah dipulangkan ke Polri tahun lalu meski tak disebut karena perusakan barang bukti. Ronald setelah dipulangkan ke Polri diangkat menjadi Kapolres Cirebon.
Seluruh tulisan dan tudingan Indonesialeaks tersebut telah dibantah Mabes Polri.
Brigadir Jenderal Muhammad Iqbal yang diklarifikasi saat masih menjabat Kepala Biro Penerangan Masyakarat Mabes Polri menilai tak ada yang keliru dengan keputusan Polri soal Roland dan Harun.
“Pemeriksaan internal Kepolisian telah mengklarifikasi data dan alat bukti yang diserahkan PI (Pengawas Internal KPK),” katanya seperti dilansir CNNIndonesia.
Menurut Iqbal, pemulangan Roland dan Harun tak terkait dengan dugaan pengrusakan barang bukti. Polri menganggap masa dinas mereka sebagai penyidik telah cukup.
“Kedua penyidik dikembalikan ke Polri karena masa dinasnya hampir selesai,” ujarnya.
Jokowi tak mau berkomentar lebih lanjut mengenai hal itu. Ia kembali menyatakan tak akan pernah mengintervensi proses hukum.
Presiden mengaku telah menjali pertemuan tertutup dengan Tito kemarin di Istana Bogor. Namun ia tak menjelaskan pertemuan guna mengonfirmasi dugaan aliran dana ke lulusan terbaik akpol 1987 ini.
“Biasa bertemu. Enggak sekali, dua kali,” tuturnya sambil tersenyum.
Jokowi juga tak mau mengomentari desakan sejumlah pihak agar Tito dicopot dari jabatannya. Salah seorang yang menyuarakan desakan ini ialah Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais.
“Desakan ya biasa,” kata Jokowi.
Amien Rais hari ini diperiksa Polda Metro Jaya sebagai saksi kasu kebohongan Ratna Sarumpaet. Sebelum masuk ruangan penyidik, Amien mengungkap kejanggalan polisi mengusut kasus Ratna sekaligus menyinggung dugaan skandal perusakan barang bukti kasus di KPK yang menyeret nama Tito.