Uncategorized

Tol Trans Jawa Lengkap, Berkah Bisnis Bus AKAP

Jakarta-Menteri BUMN Rini Soemarno tersenyum lebar, ia didampingi Dirut PT Waskita Karya Tbk. I Gusti Ngurah Putra dan Dirut PT Jasa Marga Tbk. Desi Arryani mengangkat tinggi-tinggi bendera hitam putih kotak-kotak. Bendera itu menandakan Ekspedisi Tembus Tol Trans Jawa resmi dimulai, Senin pagi (12/11/2018), Rini bersama jajarannya akan mengarungi ruas tol Trans Jawa dari Surabaya menuju DKI Jakarta.

“Trans Jawa ini sudah dicanangkan sejak lama. Tapi, kami komitmen pada akhir 2018 ini dari Pelabuhan Merak ke Surabaya sudah bisa diresmikan Pak presiden,” kata Rini di Gerbang Tol Waru, Surabaya sebelum ekspedisi.

Tol Trans Jawa merupakan jaringan jalan tol yang menghubungkan kota-kota di Pulau Jawa, mulai dari Pelabuhan Merak, Surabaya, Probolinggo, dan Banyuwangi, dengan panjang keseluruhan mencapai 1.290 km. Pada era pemerintahan Jokowi proyek ini dikebut, pekan lalu Jokowi juga meresmikan Jalan Tol Solo- Ngawi segmen Sragen-Ngawi sepanjang 51 Km.

Kehadiran jaringan Tol Trans Jawa yang lengkap tersambung dan beroperasi penuh tentu punya imbas bagi sektor transportasi darat di Jawa. Perjalanan darat dari Jakarta ke Surabaya atau sebaliknya akan lebih cepat sekitar 9 jam, dan bahkan lebih hemat ketimbang biaya angkutan udara.

“Jarak tempuh Jakarta-Surabaya itu mencapai sekitar 680 km. Kira-kira membutuhkan bensin sebanyak 70 liter. Kalau pakai Pertamax, maka totalnya Rp700.000,. Kalau kita berlima, saya pikir okelah [dibandingkan dengan pesawat],” tutur Rini.

Selain pemilik kendaraan pribadi saja yang mendapatkan keuntungan dari Tol Trans Jawa ini, bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) juga dapat berkah dari proyek yang memakan investasi puluhan triliunan ini. Salah satu pelaku usaha yang bermain di bidang jasa angkutan darat, yakni Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) optimistis geliat bisnis bus AKAP akan kembali bergairah lagi seiring dengan kehadiran Tol Trans Jawa.

Rasa optimistis itu juga tergambar dari respons para pelaku usaha, terutama anggota IPOMI yang sudah ancang-ancang melakukan peremajaan unit produksi sejak dua tahun lalu. Tujuannya, tidak lain adalah untuk bersiap mengambil kesempatan dari Tol Trans Jawa.

“Jangan salah, sejak dua tahun lalu, kami AKAP ini justru terus melakukan pembenahan, mulai dari peremajaan kendaraan, menambah kendaraan dan lain-lain,” tutur Kurnia Lesani Adnan, Ketua IPOMI.

Bisnis bus AKAP di pulau Jawa saat ini kondisinya memang tidak sebaik seperti ketika era 1990an, terutama sejak angkutan udara bertarif rendah (Low Cost Carrier/LCC) muncul awal 2000-an, dan pelayanan kereta api yang mulai membaik beberapa tahun terakhir. Trayek Jakarta-Surabaya menjadi salah satu rute bus AKAP yang paling terpukul. Saat ini, okupansi penumpang pada hari normal rata-rata di bawah 60 persen. Baru ketika hari libur, okupansi itu bisa naik di atas 70 persen.

Minimnya peminat bus AKAP trayek Jakarta-Surabaya bukan tanpa sebab. Salah satu faktor yang menyebabkan bus kalah menarik dengan angkutan udara dan kereta api adalah dari sisi waktu. Rata-rata perjalanan bus AKAP trayek Jakarta-Surabaya mencapai sekitar 15 jam dalam kondisi normal. Namun, ini tidaklah mutlak lantaran kecepatan bus mudah terganggu dengan kondisi jalanan yang bisa berubah-ubah.

Kondisi itu berbeda dengan angkutan udara dan kereta api. Angkutan udara menjadi paling favorit lantaran hanya butuh waktu 1,5 jam dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Juanda Surabaya. Selain itu, waktu angkutan udara juga relatif tepat waktu. Namun ini belum menghitung waktu perjalanan dari rumah ke bandara, dan bandara ke tempat tujuan.

Waktu tempuh kereta api dari Stasiun Gambir menuju Stasiun Surabaya Pasar Turi mencapai 9 jam. Seperti pesawat, kereta api juga relatif tepat waktu, sehingga umumnya menjadi pilihan setelah moda transportasi udara.

Meski waktu tempuh bus kalah dari pesawat dan kereta api, bus memiliki keunggulan dari sisi tarif. Untuk tarif terjauh rute Jakarta-Surabaya, harga tiket dipatok sekitar Rp240.000 per penumpang. Untuk pesawat, harga tiket termurah sebesar Rp664.000 per orang pada 3 Desember 2018. Meski begitu, tiket pesawat ini juga sifatnya tidak tetap dan bisa berubah-ubah, tergantung kapan calon penumpang memesan tiket.

Kemudian untuk kereta api, harga tiket untuk rute Jakarta-Surabaya berada di antara harga tiket pesawat dan bus, yakni seharga Rp485.000. Tarif kereta api ini juga relatif tetap seperti bus dalam kondisi normal.

Infografik Tarif ANgkutan Umum jakarta surabaya

Permintaan dan Tarif Bus AKAP

Apa implikasi Tol Trans Jawa terhadap bisnis bus AKAP?

Seperti yang dijelaskan IPOMI, Tol Trans Jawa bakal membuat bisnis bus AKAP kembali cerah lagi. Ada dua faktor yang membuat IPOMI yakin, yaitu waktu tempuh yang lebih cepat dan harga tiket yang akan lebih rendah ketimbang saat ini.

“Waktu yang pendek bisa menarik orang untuk lebih gemar berjalan [menggunakan bus]. Untuk rute Jakarta-Surabaya mungkin tidak terlalu besar dampaknya, justru lebih hidup itu di wilayah tengah-tengah,” tutur Kurnia.

Wilayah tengah-tengah yang dimaksud Kurnia tersebut adalah kota/kabupaten yang berada di antara Jakarta dan Surabaya. Salah satu contohnya adalah Kertosono, Gempol, Lamongan dan lain sebagainya.

Bicara soal tarif, IPOMI mengaku masih melakukan kajian bersama anggotanya. Apalagi, Tol Trans Jawa juga belum beroperasi penuh. Selain itu, IPOMI juga belum tahu seberapa besar total biaya tol dari Trans Jawa ini.

Seperti pernah dilakukan perhitungan terhadap biaya tol Jakarta (Cikarang) ke Surabaya tersebut. Total biaya tol yang harus disiapkan mencapai sekitar Rp664.100. “Ini [penurunan harga tiket] kami mesti lihat lagi, karena kabar biaya tol itu sampai dengan saat ini juga masih simpang siur. Tapi seharusnya sih ada, yah bisa sekitar 15-20 persen,” tutur Kurnia seperti dilansir Tirto.id.

Bila ini terjadi maka tak mustahil, para operator bus AKAP akan memaksimalkan pendapatan dengan menggunakan bus tingkat yang kini makin populer di Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Juga
Close
  • Coba
Back to top button