Strategi Sri Mulyani Bawa RI Keluar dari Middle Income Trap
BritaBrita.com,Jakarta – Pemerintah pusat melalui Kementerian Keuangan memiliki strategi khusus agar Indonesia keluar dari jebakan middle income.
Middle income trap merupakan sebuah istilah untuk negara yang masyarakatnya terjebak di pendapatan menengah. Indonesia saat ini disebut sebagai negara yang masuk dalam kategori tersebut.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, Indonesia masih berada di kategori middle income karena pendapatan per kapitanya masih di kisaran 5.000-15.000 dolar Amerika Serikat (AS). Negara yang masuk kategori ini akan sulit keluar dari perangkap middle income.
“Hanya sedikit di dunia yang terhindar (dari middle income trap). Rangenya US$ 5.000 dolar per kapita hingga lebih dari US$ 15.000 dolar per kapita. Kuncinya ada empat (untuk keluar),” ujarnya di Novotel Nusa Dua, Bali, Kamis (6/12/2018).
Menurut Sri Mulyani, ada 4 langkah utama yang bisa membawa RI keluar dari jebakan middle income.
Pertama fokus kepada peningkatan kualitas SDM. Mulai dari meningkatkan kualitas pendidikan, keahlian hingga kesehatan penduduk.
“Gimana caranya kembangkan program pendidikan dan pelatihan sesuai kebutuhan dan bisa cetak masyarakat yang sehat dan produktif,” jelas dia.
Kedua, pembangunan infrastruktur, dengan tujuan untuk bisa meningkatkan daya saing dan produktivitas. Sri Muyani menjelaskan, pembangunan harus dilakukan untuk pembangunan ekonomi jangka panjang.
“Indonesia ini adalah negara kepulauan, maka ini pembangunan infrastruktur menjadi penting,” kata dia.
Ketiga membenahi birokrasi menjadi lebih fleksibel namun tetap ketat mengawasi segala penyelewengan yang mungkin dilakukan.
Ia juga menjelaskan, Indonesia perlu belajar dari beberapa negara yang berhasil keluar dari middle income seperti Hong Kong, Singapura, Taiwan, Israel, Jepang, dan Korea Selatan.
Negara-negara ini memiliki instansi yang birokrasinya yang teratur dan bersih.
“Mereka itu selalu negara yang kualitas institusi public dan swastanya bagus, reformasi birokrasi itu penting,” kata dia.
Terakhir, transparansi kebijakan dan membuka diri pada kolaborasi dengan negara lain.
“Negara terbuka itu disiplin. Tidak ada negara tertutup yang bisa lewat atau keluar dari middle income,” tutur dia.