BritaBrita.com,Palembang-16 Rumah Sakit (RS) di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) terpaksa turun kelas. Hal ini atas rekomendasi penyesuaian kelas RS hasil review Kementerian Kesehatan. Faktanya, ada ketidaksesuaian antara data yang dihimpun dengan kondisi nyata di lapangan.
Menyikapi hal itu, Gubernur Sumsel, H Herman Deru memanggil Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Sumsel,
Hj Lesty Nurainy.
“Saya ingin tahu secara detil soal RS kita yang turun kelas ini,” katanya
Adapun ke 16 RS di Provinsi Sumsel yang mengalami turun kelas yaitu RS Khusus Mata Masyarakat Provinsi Sumsel, RS Khusus Gigi dan Mulut Provinsi Sumsel, RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumsel, RS Umum Pusri Palembang, RS Umum Ar-Rasyid Palembang, RS Ibu dan Anak Tiara Fatrin Palembang, RS Umum dr H M Rabain Muara Enim, RSUD Lahat, RSUD Basemah Kota Pagar Alam, RSUD Rupit Kabupaten Muratara, RSUD OKU Timur, RS Siloam Silampari, RSUD Siti Aisyah Kota Lubuk Linggau, RS Umum Mahyuzahra, RS Musi Medika Cendikia, RS Ibu dan Anak Rika Amelia.
“Dari 16 RS yang turun kelas ini ada 3 RS milik Pemprov Sumsel, makanya itu saya panggil Kadinkes Sumsel,” ujar Deru.
Deru mengungkapkan, pihaknya tidak akan memprotes terkait penurunan kelas pada 16 RS yang ada di Provinsi Sumsel.
“Saya justru terima kasih ke Pihak Kemenkes, karena ini saatnya untuk berbenah,” ungkapnya.
Menurut Gubernur, adanya penyesuaian kelas misal dari B ke tipe C harus lebih banyak menerima pasien, hanya saja jika rumah sakit tetap dengan kelas tipe B diharapkan agar diberikan kewenangan untuk bisa menangani pasien dengan berpenyakit tertentu.
“Kalau bisa kita selamatkan 16 rumah sakit yang turun kelas ini. Jikapun harus ada turun kelas semoga penilaian ini objektif karena apa. Upayakan seminim mungkin RS yang diubah kelasnya. Tapi sepengetahuan saya turun kelas ini karena masalah perlengkapan administrasi dan kecukupan dokter,” jelas Deru.
Reporter : Maulana
