BritaBrita.com,Palembang-Dinas Pertanian Kota Palembang menyatakan tahun 2019 ini kemarau dirasakan lebih ekstrem dibandingkan tahun 2018. Hal tersebut menyebabkan sumber air di anak sungai mulai menyusut dan menyebabkan sawah kurang pengairan. Sehingga hasil panen pun tidak dapat diprediksi sama dengan sebelumnya.
Kepala Dinas Pertanian Kota Palembang, Sayuti mengatakan, hingga bulan September mendatang para petani di Palembang panen padi. Saat ini sudah 40 persen yang dipanen dari luasan 4070 hektare sawah.
“Hasil panennya memang tidak akan sama karena banyaknya lahan yang tergerus untuk infrastruktur, tahun lalu 5000 hektare dengan hasil panen 27 ribu ton, tahun ini kita tidak bisa prediksi karena kemarau juga lebih ekstrim,” katanya, Senin (26/8/2019).
Sayuti mengatakan, untuk memaksimalkan hasil panen tahun ini, pihaknya akan melakukan tanam dua kali di September nanti khusus daerah Gandus, Kertapati dan Kalidoni. Karena Sungai Musi yang sudah surut cukup jauh berdampak pada anak sungai yang juga surut.
“Makanya yang akan ditanam dua kali tahun ini hanya 500 hektare tahun lalu 1000 hektare karena sumber air kurang. Sehingga kita antisipasi sejak awal kemarau menggunakan pompanisasi,” jelasnya.
Sementara itu, Kasi Informasi dan Data BMKG Palembang, Nandang mengatakan, berdasarkan hasil pengamatan data Hari Tanpa Hujan (HTH) periode bulan Agustus dasarian 2 tahun 2019, hampir di seluruh kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan mengalami 21 – 30 HTH, kecuali Kota Pagaralam dan Kabupaten Muratara.
Rata-rata curah hujan lima tahun terakhir di Kota Palembang pada Agustus adalah 50mm – 100 mm, namun bulan Agustus tahun ini sampai pengamatan terakhir 24 Agustus 2019 jumlah curah hujan tercatat masih di bawah 10 mm.
“Artinya sesuai prediksi dari kami pada Agustus dan September 2019 adalah bulan terkering tahun 2019 ini,” ujarnya.
Reporter :Kamayel Ar-Razi