NASIONALPOLITIK

Rusuh Wamena, Warga Minang di Perantauan Tak Betah Ingin Pulang

BritaBrita.com,Wamena-Ketua Umum Ikatan Keluarga Minang (IKM), Zulhendri Sikumbang, mengatakan banyak perantau Minang di Papua trauma dengan kerusuhan Wamena, ingin pulang ke kampung halaman.

Trauma karena 11 warga Pesisir Selatan menjadi korban dalam kerusuhan tersebut. Mereka tidak tahan dengan kondisi terkini, takut akan keselamatan diri masing-masing.

“Ada sekitar 500 orang ingin pulang. Itu hasil dari koordinasi kami dengan IKM Jayawijaya,” ujar Zulhendri.

Sebelumnya, 11 perantau asal Pesisir Selatan menjadi korban kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Senin, 23 September 2019.

Dari 11 korban itu, 10 di antaranya meninggal dunia, dua orang lain dalam keadaan kritis dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Jayawijaya.

Zulhendri mengatakan para perantau menyatakan tidak nyaman lagi, tak ada kepastian keamanan.

Rumah yang selama ini menjadi tempat bernaung telah hangus. Harta benda tiada. Toko yang dijadikan tumpuan perekonomian tidak ada lagi.

Perantau juga tidak bisa berlama-lama berada di pengungsian.

“Sebab cuaca di sana sangat dingin. Mereka merasa kasihan kepada anak-anak dan perempuan yang di pengunsian,” kata Zulhendri.

Saat ini, semua kebutuhan sehari-hari dan keamanan para perantau Minang di Wamena ditanggung Pemerintah Kabupaten Jayawijaya. Mereka menyarankan perantau mengurungkan niat pulang kampung.

Sementara, para perantau kini tengah menunggu hasil koordinasi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Papua.

Sebab, berdasarkan pendataan, terdapat 981 perantau Minang di Papua, dari lima kabupaten atau kota di Sumatera Barat. Dari angka itu, 500 orang ada di Wamena.

“Kelima daerah itu adalah Kabupaten Pesisir Selatan, Bukit Tinggi, Kota Padang, Pariaman, dan Agam. Tetapi perantau yang paling banyak itu dari Pessel,” tutur Zulhendri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button