BritaBrita.com,Palembang–Clara Martha Dwiyanti merupakan salah satu siswa kelas IV filial yang menginduk di SD Negeri 238 Palembang.
Tampak ia merupakan anak ceria sebagaimana biasanya. Duduk di depan dan mengenakan tanda pengenal siswa filial agar para guru bisa membedakan dengan siswa lain.
Dibalik keceriaannya itu, Clara sapaan akrabnya sempat berbinar-binar matanya kemudian menangis saat ditanya bagaimana perasaannya kembali bisa sekolah.
Sesekali ia mengusap air matanya yang mulai bercucuran dengan tangan mungilnya, kemudian seorang guru tak kuasa melihat siswanya berurai air mata kemudian mengulurkan tisu dan menenangkannya.
“Senang sekali,”tutur Clara yang memaksakan bicara sambil mengusap air mata dipipinya disela-sela belajar, Kamis (3/10/2019).
Tangis haru itu kemudian mengembang dan berubah dengan senyum karena para guru mulai menenangkan. Pasalnya, ia mengira tak lagi bisa bersekolah dan tak tahu masa depannya.
Karena ia mengaku sempat berhenti sekolah beberapa tahun lalu di SD Negeri 118 Palembang. Sebagai salah satu keluarga dari prasejahtera di Palembang ia pun pasrah, terlebih dulu tak ada yang bisa mengantar ke sekolah. Alhasil lewat sekolah filial ini ia pun kembali bisa bersekolah. Apalagi dibalik kepolosannya ia memiliki cita-cita yang tinggi dan mulia.
“Ingin jadi dokter biar bisa menolong orang,”tuturnya lagi.
Sementara itu Kepala SDN 238 Palembang Niswaini Corie mengatakan
belajar mengajar untuk siswa siswi program sekolah filial sudah berjalan selama 3 hari.
“Dan Clara merupakan salah satu siswa yang cepat nangkap dan antusias dal belajar,”terangnya.
Dikatakan Niswaini bahwa berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kota Palembang bahwa siswa filial jenjang SD berjumlah 39 siswa namub sejak tiga hari ini hanya 12 siswa yang aktif sekolah.
“Dengan rincian kelas 6 ada 1 orang, kelas 5 ada 1 orang, sisanya kelas 4 ada 10 orang. Kami gabungkan mereka bersama siswa reguler supaya bisa dapat teman tapi tadi sempat belajar di teras kelas karena ruang kelas kami terbatas sedang dibangun namun tak membuat guru dan anak-anak ini (siswa sekolah filial) malas belajar,” jelasnya.
Sementara terkait guru yang mengajar siswa yang mengikuti sekolah filial ini, Niswaini sudah membagi dan mengatur guru-gurunya. “Yang kelas 4 diajar guru kelas 4, begitu pula kelas 5 dan 6 ada gurunya masing-masing,” ujarnya.
“Saat belajar pun kami tak menekan mereka agar bisa mengerti dengan pelajaran namun kami berikan kelonggaran agar mereka tak meresa jenuh, mereka kan sudah lama gak belajar di sekolah jadi kita sebagai guru harus mengerti juga dengan keadaan mereka,” katanya.
Untuk seragam dan lainnya, pihak sekolah membantu siswa dan siswi dsri program sekolag filial ini dengan memberikan baju batik. “Wali siswa juga ada yang bantu, untuk bantuan yang bertahap ya karena gak bisa langsung keluar dananya,” pungkasnya.
Reporter : Sugi