PALEMBANGSUMSEL

Terbantu Musim Hujan, Status Tanggap Darurat Karhutla di Sumsel Bakal Dicabut

BritaBrita.com,Palembang– Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) bakal mencabut status tanggap darurat yang akan berakhir pada 10 November 2019 mendatang. Hal ini seiring dengan turunnya hujan di sejumlah kabupaten/kota di Sumsel.

Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Ansori mengatakan jumlah titik hotspot jauh berkurang dari pertengahan Oktober lalu yang mencapai 500 lebih titik hotspot.

“Pada 27 Oktober lalu hingga hari ini beberapa wilayah Sumsel mulai diguyur hujan sehingga membuat titik hotspot jauh berkurang, bahkan kemarin titik hotspot angkanya di bawah 50,” katanya.

Dengan mulai diguyur hujan beberapa wilayah Sumsel, membuat Pemprov Sumsel berencana tidak akan memperpanjang masa tanggap darurat Karhutla lantaran wilayah Sumsel sudah mulai masuk musim penghujan.

“Jika masa tanggap darurat berakhir maka petugas yang ada di lapangan itu akan ditarik semua,” ujar Ansori.

Ansori menjelaskan, saat ini, titik hotspot yang masih banyak terjadi di Kabupaten OKI, Ogan Ilir, Musi Banyuasin, dan Banyuasin. Sedangkan titik hotspot di kota Palembang mulai menghilang.

“Untuk di OKI memang hujan turunnya sedikit terlambat hal ini yang membuat titik hotspot sediki berkurang. Apalagi di OKI banyak gambut jika intensitas hujan tidak besar makan maka api bisa muncul kembali. Sedangkan untuk di Palembang saat ini sudah clear dari kabut asap,” jelasnya.

Lebih lanjut diungkapkannya, sebelum masa tanggap darurat diperpanjang, ada sebanyak 14 ribu personel gabungan yang masih disiagakan di Sembilan Kabupaten/Kota rawan Karhutla. Khusus di OKI, personel juga ditambah 1.030 personel.

“Jadi yang dikerahkan sekitar 15 ribu pasukan. Terdiri dari berbagai unsur seperti TNI, Polri, BPBD Provinsi dan kabupaten/kota, Manggala Agni, masyarakat peduli api, BNPB serta berbagai unsur lainnya,” ungkap Ansori

Ansori menambahkan, saat ini Helikopter water bombing juga dipusatkan untuk memadamkan api di kawasan OKI, Ogan Ilir, Musi Banyuasin, dan Banyuasin. “Kami juga mengusulkan bantuan 1 unit helikopter lagi ke pemerintah pusat untuk melengkapi 9 helikopter yang beroperasi saat ini. Selain itu ada dua pesawat yang melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang terus mengupayakan pembentukan hujan,” katanya.

Sebelumnya, Kasi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Klas I Kenten Palembang, Nandang mengatakan, musim penghujan di Sumsel diprediksi akan terjadi pada awal Oktober lalu tetapi harus mundur hingga awal November karena dipengaruhi faktor aktivitas badai di Samudera Pasifik yang membuat awal kemarwu mundur. “Karena awal kemarau lalu mundur, jadi awal musim hujan juga ikut mundur,” ujar Nandang.

Reporter : Maulana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button