BritaBrita.com,Palembang-Kemajuan zaman menyebabkan budaya luar mudah diakses dengan teknologi dan dikenal oleh kalangan masyarakat. Hal ini menjadi tantangan Dewan Kesenian Palembang (DKP) untuk kembali menghidupkan kesenian khas Palembang agar tidak semakin tergerus dan terlupakan.
Ketua Dewan Kesenian Palembang (DKP), Iqbal Rudianto mengatakan, dalam kepengurusan DKP yang baru ini 2019-2024 pihaknya akan menghidupkan lagi kesenian khas yang sudah mulai kurang terdengar lagi gaungnya. Setidaknya ada tiga kesenian khas Palembang yang menjadi prioritas.
“Kesenian lama masih belum terupdate kembali, ini menjadi prioritas kita, seperti Wayang Palembang, Dulmuluk, Sarapul Anam dan Nenggung Mato,” katanya.
Iqbal mengatakan, banyak orang tidak mengenal Nenggung Mato yang menjadi tradisi masyarakat Palembang dulunya untuk menidurkan anaknya. Nenggung Mato adalah Shalawat kepada Nabi yang didendangkan seraya mengayun-ayun anak dipangkuan ayah atau ibu.
“Sekarang masih ada orang yang melakukan ini tapi banyak yang tidak tahu Nenggung Mato itu apa, ini akan kita update agar masyarakat tahu,” katanya.
Selain itu, yang sangat urgent untuk diperkenalkan lagi adalah Dul Muluk. Seharusnya semua generasi mengetahui apa Dul Muluk sesungguhnya. Dul Muluk ini menjadi salah satu pertunjukan yang dapat dipertontonkan pada acara acara adat maupun dalam festival kesenian. Dul Muluk biasanya diperankan oleh para pria yang menceritakan cerita kebangsawanan Palembang.
“Kita akan olah Dul Muluk menjadi kesenian khas Palembang yang bernilai jual dan membawa nama baik Palembang. Selain itu juga mengenalkan lagi Wayang Palembang dalam bentuk baru dan startegi yang baru dalam memperkenalkannya,” jelasnya.
Selain itu juga, menurutnya yang harus segera dituntaskan adalah kepemilikan gedung sebagai identitas DKP. Harusnya DKP memiliki gedung kesenian dan kini sedang diupayakan pihaknya dengan mengusulkan Kuto Besak Resto yang kini sudah jarang digunakan.
“Sementara kota lain seperti Lampung, Jambi, Bengkulu, Aceh mereka sudah punya gedung kesenian sendiri. Kita usulkan Kuto Besak Resto umtuk kita gunakan dan kita kelola, terutama bangunan itu memiliki unsur heritage, sangat cocok untuk gedung kesenian,” katanya.
Reporter : Kamayel Ar-Razi