BritaBrita.com, Palembang-Untuk menghadapi bencana yang terjadi di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel menyiagakan 1000 personel gabungan baik dari TNI, Polri, Satpol PP, Mahasiswa, dan instansi terkait lainnya berikut juga peralatan yang dibutuhkan. Hal ini terungkap pada saat Pemprov Sumsel menggelar apel kesiapsiagaan personel dan peralatan penanggulangan banjir dan tanah longsor yang digelar di halaman Griya Agung Palembang, Selasa (14/01/2020).
Wakil Gubernur (Wagub) Sumsel, H Mawardi Yahya mengatakan, peristiwa alam seperti tanah longsor dan banjir merupakan peristiwa alam yang biasa terjadi saat musim hujan. Namun hal tersebut akan menjadi bencana besar hingga dapat menimbulkan korban jiwa jika tidak ditanggulangi dengan cepat.
“Peristiwa alam tersebut akan menjadi bencana jika kita tidak siap. Upaya kesiapsiagaan mulai dari pemetaan daerah rawan bencana, sosialisasi kondisi wilayah, penguatan kapasitas masyarakat dan aparat seperti pelatihan harus terus dilaksanakan,” katanya
Lanjutnya, terdegradasinya kondisi alam atau kurangnya data dukung alam seperti kerusakan hutan, pertambangan serta budaya membuang sampah sembarangan dapat menyebabkan terjadinya bencana tersebut.
“Untuk itu jaga kelestarian alam. Manfaatkan alam secara bijak untuk meningkatkan perekonomian tanpa merusak alam itu sendiri,” ujar Mawardi.
Mawardi mengungkapkan, pihaknya berharap kepada BPBD untuk terus melakukan koordinasi dengan BMKG untuk mendeteksi sedini mungkin cuaca ekstrem sehingga bisa mengantisipasi awal jika ada terjadinya bencana.
“Koordinasi mereka harus lebih ditingkatkan lagi misalnya jika pekan ini curah hujan di suatu wilayah akan meningkat maka personel BPBD yang siaga harus segera sigap mengantisipasinya secepat mungkin,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumsel, Iriansyah mengatakan pihaknya bersama Polri, TNI, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan Dinas Pekerjaan Umum bersama-sama telah menyiapkan semua sumber daya manusia dan peralatan dalam penanggulangan bencana di Sumsel.
“Apel ini sudah sesuai dengan intruksi Gubernur Sumsel yang ingin personel itu siaga 24 jam dengan segala kemungkinan dalam mengantisipasi banjir bandang dan tanah longsor. Dalam apel ini terdapat 1000 personel gabungan baik dari TNI, Polri, Satpol PP, Mahasiswa, dan instansi terkait lainnya berikut juga peralatan yang dibutuhkan,” katanya.
Saat ini pihaknya telah memetakan daerah rawan longsor seperti Kota Pagaralam, Kabupaten Lahat, Muara Enim, Empat Lawang, dan OKU Selatan. Sedangkan daerah rawan banjir Kabupaten Musi Rawas, Musi Rawas Utara, PALI, Banyuasin, Muara Enim, Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, dan Kota Palembang.
“Beberapa daerah seperti Kabupaten Lahat, Empat Lawang, Musi Rawas, PALI sudah menaikan status siaga bencana. Sedangkan daerah lainnya akan segera menyusul menaikkan status siaga bencana,” ujar Iriansyah.
Iriansyah mengungkapkan, pihaknya telah mengaktifkan kembali masyarakat tanggap darurat bencana dimana peran masyarakat dan relawan itu akan digerakkan kembali seperti membantu dalam penanganan Kebakaran Hutan dan Lahat (Karhutla) paca tahun lalu.
“Masyarakat tanggap darurat bencana itu juga telah di edukasi bagaimana mengantisipasi bencana sehingga mereka akan aktif lagi dalam menangani banjir dan tanah longsor ini,” ungkapnya.
Untuk diketahui, Tercatat pada tahun 2019 lalu, terdapat 118 kali bencana terjadi Sumsel. Dimana 116 kali merupakan kebakaran rumah penduduk. Sementara bencana lainnya yakni banjir, angin puting beliung, banjir bandang dan kecelakaan perahu.
Dari kejadian tersebut mengakibatkan sebanyak 9.613 unit rumah terendam, 367 unit rumah terendam, 141 unit rumah roboh dan rusak berat, 23 unit jembatan putus dan rusak, serta 1.662,5 ha dan 1000 ha sawah terendam.
Sementara awal 2020, sedikitnya tiga kali bencana terjadi yakni banjir bandang di Kabupaten Empat Lawang, Kota Pagaralam dan Kabupaten Lahat. Dari kejadian itu sebanyak 9 kecamatan yang meliputi 29 desa terendam banjir.
Reporter : Maulana