PALEMBANG

Kawah Tengkurep :  Wisata Religi Dan Sejarah Islam Palembang

BritaBrita.comPalembang sebagai tempat bernaungnya kerajaan Sriwijaya dan Kesultanan Palembang Darussalam, tentu menyimpan banyak peninggalan budaya dan sejarah, seperti Makam Bukit Siguntang, dan Kawah Tekurep, sebuah makam yang diperuntukkan khusus bagi raja, abdi dalem serta keturunannya.

Secara etimologi Kawah Tekurep berasal dari kata Kawah yang bermakna suatu alat yang menyerupai wadah untuk menanak nasi, dan Tekureb memiliki padanan makna terbalik. Jadi secara harfiah Kawah Tengkurep dapat dimaknai sebagai wadah terbalik yang digunakan sebagai makam dan tempat pertemuan para wali serta sunan.

Menurut Ikhsan, asal mula pengambilan nama Kawah Tekurep ini dikarenakan pada masa itu diadakannya pesta besar-besaran sehingga digunakannya kawah atau alat masak berbentuk  kuali besar sebagai tempat memasak makanan pesta. Namun tiba-tiba kuali tersebut terbalik (tekurep) sehingga mengakibatkan seluruh masakan tersebut tumpah.

“ Awalnya Kawah Tengkurep yang terletak di 3 Ilir Kecamatan  Ilir Timur  II kota Palembang ini bukanlah sebuah pemakaman melainkan tempat perkumpulan Wali dan Sunan, karena pada saat itu di sekitar kawah tengkurep merupakan gudangnya para alim ulama. Namun, dikarenakan wafatnya sultan Mahmud Badarudin  I Jaya Wikramo sehingga kawasan ini kemudian dijadikan tempat pemakaman para sultan dan orang-orang terdekatnya sebagai bentuk penghormatan,” ujarnya sembari mengatakan jika pembangunan Kawah Tengkurep ini bersamaan dengan pembangunan  Masjid Agung Sultan Mahmud Baddarudin.

“ Kompleks pemakaman ini disebut kawah tekurep karena berasal dari bentuk atap bangunan makam yang berbentuk cungkup (kubah) atau seperti wajan terbalik berwarna hijau. Pemakaman ini dibangun tahun 1728 atas perintah Sultan Mahmud Badaruddin I Jaya Wikramo. Kemudian dilanjutkan pembangunan kubah Tengah di areal pemakaman oleh Sultan Ahmad Najamuddin I Adi Kesumo,” kata Juru Kunci makam , Muhammad Ikhsan kepada AsSajidin, Jumat ( 17/1/20).

Untuk diketahui, Makam Kawah Tengkurep yang dibangun pada tahun 1728  tersebut  menggunakan tiga unsur, yaitu kapur pasir, putih telur, dan batu. Makam ini dibangun dengan bersamaan dengan pembangunan masjid Agung Palembang, begitu kata Ikhsan sang juru kunci makam.

Ia menjelaskan, bahwa  dimakam yang berlokasi di III Ilir Kecamatan Ilir Timur II Palembang ini , setidaknya beberapa makam diantaranya adalah makam Sultan Mahmud Badaruddin I Jaya Wikramo beserta empat isterinya, yaitu Ratu Sepuh dari Demak, Ratu Gading dari Malaysia, Ratu Mas Ayu dari Cina, dan Nyai Mas Naimah dari Palembang. Selain itu, pada bagian yang lain juga terdapat Imam Sayid Al Idrus yang merupakan guru besar bagi Sultan Mahmud Badaruddin.

Secara umum kata Ikhsan, makam Kawah Tekurep ini memiliki luas mencapai 1 hektar, yang terdiri dari 6 bangunan makam yang diperuntukkan bagi sultan dan orang-orang tedekatnya. Sedangkan makam yang berukuran kecil yang ada di bagian depan bangunan utama makam kawah tekureb merupakan makam yang diperuntukan bagi anak-anak keturunan, abdi dalem, dan para panglima perang dimasa masing-masing Sultan yang berkuasa.

“ Kawah Tengkurep ini adalah sebuah komplek pemakaman yang menjadi salah satu tempat objek wisata di Palembang karena memuat beberapa kisah perjalanan Sultan yang turut serta membawa syiar Islam di kota berjuluk Palembang Darussalam ini,” ungkapnya seraya menambahkan bahwa, ada 4 kubah dikompleks pemakaman ini . 3 kubah untuk makam sultan sedangkan 1 kubah untuk makam keluarga dan zuriatnya.

Disinggung mengenai banyaknya peziarah yang datang, Ikhsan mengatakan, bahwa dirinya selalu mengingatkan untuk para peziarah agar tidak meminta-minta kepada makam. Hal ini kami tujukan agar mereka tidak salah dalam melakukan ziarah yang sesuai dengan tuntunan ajaran agama.

“ Biasanya, dalam satu hari kita bisa kedatangan hampir puluhan orang, baik itu wisatawan domestik maupun mancanegara. Yang paling ramai itu, ya bulan Syaban dalam penanggalan Islam, sebab biasanya di Kota Palembang selalu  menggelar kegiatan haul besar yang dinamakan Ziarah Kubro. Kegiatan tersebut diikuti oleh para ulama dari seluruh Indonesia, maupun dari luar negeri. Mereka berkumpul untuk mendoakan para alim ulama dan pejuang negara yang telah wafat dan dikebumikan di makam Kawah Tekurep ini, “ jelas Ihksan yang menyebut arsitektur makam ini merupakan gabungan dari arsitektur Melayu, India dan China.

“ Saya berharap agar pemerintah memberikan perhatian penuh kepada kelestarian makam Kawah Tekurep sebagai situs bersejerah bagi masyarakat Palembang. Dan kepada para tamu yang berkunjung diharapkan juga dapat menjaga dan melestarikan kebersihan makam agar wisata religi yang kita bangun bersama ini dapat benar-benar terwujud tanpa noda,” tukasnya. (PKL : Intan/Aldi/ Ari /Rohani )

Editor : Jemmy Saputera

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button