BritaBrita.com,PALEMBANG-Pondok-pondok yang beratap daun nipah yang selama ini menjadi tempat tinggal santri, kini telah disulap menjadi gedung permanen oleh Aksi Cepat Tanggap (ACT), Kamis (27/8/2020).
Berdiri sejak 1962, Pesantren Nurul Iman pada awalnya hanya sebuah bangunan dengan tiga ruangan dan enam orang santri. Terletak di Desa Ujung Tanjung, Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin. Pesantren Nurul Iman merupakan salah satu pesantren tertua di Sumatera Selatan.
Melihat kondisi tersebut, lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Sumatera Selatan mendirikan sebuah bangunan asrama untuk para santri disini. Berukuran 25 x 8 m, bangunan tersebut terdiri dari enam lokal ruang asrama.
Akses menuju lokasi ponpes ini tergolong sulit, terdapat dua jalan yang menjadi alternatif. Pertama, melewati jalan setapak menelusuri jalan tanah merah di tengah hutan dan lahan sawit. Kedua, melewati jalan umum yang juga dengan kondisi tanah merah dan hanya dapat dilalui dengan kendaraan roda dua, dan jika hujan jalan akan berubah menjadi wilayah perairan yang hanya dapat dilewati menggunakan getek (perahu kayu).
Kepala Cabang ACT Sumatera Selatan Deni Marlesi mengatakan, pembangunan asrama ponpes sudah dilakukan sejak bulan Maret 2020 dan ini merupakan hasil urunan dana para dermawan melalui platform Indonesiadermawan.id.
“Pengumpulan dana yang telah mencapai angka Rp 500 juta kemudian kami implementasikan untuk membangun asrama secara bertahap, insyaAllah ini menjadi sebuah bangunan yang bermanfaat bagi para santri dan bernilai pahala jariyah untuk kita semua,” jelas Deni.
Sementara itu,Ketua Pesantren Nurul Iman Syamsu Rihal mengatakan, bantuan gedung asrama yang diberikan sangat bermakna bagi pesantren dan para santrinya.
“Alhamdulillah, kami ucapkan terima kasih atas kehadiran ACT disini, sudah banyak sekali yang telah diberikan untuk pesantren kami, beras dan sekarang gedung asrama, barakallah kami berharap Allah membalas dengan pahala jariyah untuk rekan ACT Semua,” ujar Syamsu
Ia pun menggambarkan kehidupan para santri yang mandiri. Semangat belajar mereka tetap ada walaupun hidup dalam keterbatasan fasilitas. “Santri di sini diajarkan mandiri, masak sendiri, peralatan seadanya, dan itu semua digabung di dalam satu ruangan yang merupakan tempat tidur sekaligus disulap jadi dapur,” tambahnya.
Selain membangun asrama di pondok pesantren, berbagai program kemanusiaan juga terus digulirkan ACT di Sumatera Selatan, salah satunya program Wakaf Day. Program ini mengajak masyarakat untuk berpartisipasi berwakaf tunai mulai dari nominal berapapun, untuk di kolektifkan dan diimplementasikan dalam berbagai bangunan baik sumur wakaf hingga perahu wakaf, dermawan dapat menyalurkan donasi terbaiknya melalui rekening atas nama Global Wakaf, BNI Syariah # 66 0000 940.
Reporter : Tri Jumartini Ilyas