BritaBrita.com,Palembang-Panas terik menyengat sangat terasa di bulan Agustus 2020. Cuaca di bulan ini tentu semakin menyesakkan para pedagang di Pasar 16 Ilir terlebih melihat pembeli yang tak kunjung datang. Meskipun tidak sesepi April lalu, namun para pedagang mengaku pasrah dengan kondisi saat ini.
Para pedagang tetap membuka toko. Begitu para Pedagang Kaki Lima (PKL) tetap membuka tenda dan lapak jualan mereka. Pedagang tetap semangat menjemput rezeki meski pandemi Covid-19 terus menghantui.
Salah satunya Agung, seorang pedagang pakaian di samping gedung pasar. Ia mengatakan, sudah sekitar enam bulan ini laju ekonomi di pusat ritel Sumatera Selatan (Sumsel) ini tidak berjalan baik. Dalam sepekan, keuntungan yang didapatkan hanya Rp100 ribu – Rp250 ribu saja.
“Itu kalau lagi ramai seperti lebaran kemarin, itu pun jika dibandingkan tahun lalu bedanya bisa sampai Rp1 juta, sekarang mau gaji karyawan saja susah. Jadi saja rumahkan pegawai saya,” katanya, Selasa (1/9/2020).
Sama halnya dengan Firman, pedagang tas di Toko Cahaya ini pun merasakan hal yang sama. Firman mengatakan, tidak ada sehari pun dirinya tidak membuka toko meskipun bisa saja dalam sehari tidak ada satu pun tas yang terjual. Bahkan, pembeli dari luar daerah pun baru-baru ini lagi datang dan berbelanja di tokonya.
“Walaupun sekarang sudah lumayan tidak sesepi pas PSBB (Pembatasan Sosial Bersekala Besar) kemarin. Sekarang sudah ada yang mau ke pasar lagi,” katanya.
Tidak hanya para pedagang saja yang merasakan dampak penurunan perekonomian. Tapi juga para Juru Parkir (Jukir) di Pasar 16 Ilir ikut terkena dampaknya. Karena para pengunjung pasar tidak seramai biasanya, pendapatan parkir pun berkurang.
Salah seorang Jukir, Kirman mengatakan, biasanya meskipun bukan Sabtu atau Minggu, parkiran Pasar 16 Ilir selalu ramai. Baik masyarakat Palembang sendiri maupun pelanggan dari luar daerah. Otomatis pendapatannya pun berkurang.
“Kita biasanya mendapatkan Rp400 ribu, sekarang berkurang setengahnya, semuanya juga seperti itu. Jadi kita juga kalau tidak keluar rumah jadi Jukir karena takut Covid, anak istri tidak makan,” katanya.
Reporter : Kamayel Ar-Razi