BritaBrita.com,Palembang – Kabar gembira bagi penyedia travel ibadah umrah dan para calon jamaah umrah yang sempat tertunda keberangkatannya.
Hasil keputusan Kemenag RI Besaran Biaya Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah Referensi (BPPIU Referensi) masa pandemi senilai 26 Juta Rupiah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan dan penanganan pandemi Covid 19.
Owner Prabu Tour, H. Eef mengatakan meskipun sudah ada keputusan BPPIU masa pandemi, pihaknya masih melihat perkembangannya lagi. Karena peraturan baru belum diungkapkan oleh pemerintah Arab Saudi.
“Saat ini Prabu Tour masih samar dan belum berani buat brosur atau memberi tau kepada jamaah karena masih menghitung kembali harga yang sesuai,”katanya, Jumat (8/1/2021)
Walaupun Vaksin Covid-19 sudah tiba di Indonesia, namun, belum ada ketentuan dari Kemenag dan masih mengacu pada peraturan lama.
Peraturan seperti calon jamaah harus ikut swab sebelum keberangkatan, menginap di hotel terlebih dahulu sebelum keberangkatan.
Untuk penerbangan, Pesawat Citilink berangkat dari Surabaya ke Madinah dan Pesawat Batik Air berangkat dari Jakarta ke Madinah yang bersedia dengan harga murah Rp26 Juta. Namun, untuk Pesawat garuda atau Saudi Airlines biaya bisa mencapai Rp32 Juta.
“Harga kita sekitar 26 sampai 32 juta, Harga sudah termasuk PCR test dan swab di Indonesia dan penginapan satu malam sebelum berangkat, Namun jika Di Arab Saudi ada penambahan swab itu tanggung jawab dari Jamaah,”katanya.
Saat ini, Prabu tour sudah pasti ada yang daftar sekitar 18 orang di daerah Sumsel. Akan tetapi kami tetap memberi masukan dan saran ibadahnya tidak semaksimal seperti biasa.
“Kita memberi tahu pada jamaah, kalau ibadah umrah masa pandemi ini adalah orang yang terpilih dan bersejarah karena berbeda dari umrah sebelumnya,”katanya.
Kita berharap agar peraturan Saudi berubah. Salah satunya jamaah tetap bisa sholat di Masjidil haram walaupun tetap memakai aplikasi.
“Peraturan masih seperti kemarin, diperboleh hanya di umur 18 sampai 50 tahun yang boleh berangkat, saat ini lebih baik sedikit jamaah yang berangkat karena minim resiko,”katanya.
Ia mengatakan tetap mendahulukan Jamaah yang tertunda di bulan Desember 2020 lalu, ada sekitar 42 Jamaah yang terdiri dari anak-anak, dewasa dan orang tua diatas 50 tahun.
“Secepatnya, mendahulukan jamaah yang tertunda di bulan Desember 42 insyaallah di bulan 2 ini, karena ada jamaah anak anak sekitar 9 orang dan banyak juga yang lebih dari 50 tahun. Jika dihutung bisa jadi 8 orang yang bisa berangkat sesuai syarat. Untuk yang telah mendaftar di tahun 2020 ada 18 Jamaah yang akan kita berangkatkan di bulan maret nanti,”katanya.
Demi kenyamanan para Jamaah, melihat dari Umrah masa pandemi di bulan Desember 2020 lalu, ia berharap untuk Hotel Saudi membolehkan empat orang dalam satu kamar serta makanan diadakan secara prasmanan.
“Karena sekarang sekamar berdua agak berat.
Hotel bintang 4 dan 5 yang di buka itupun harus sekamar berdua, berat untuk membuka harga 26 juta dengan sekamar berdua,” katanya.
Untuk makananpun, ia berharap agar hotel saudi tetap menerapkan makan secara prasmanan dan tidak untuk diantar ke kamar masing-masing.
“Menurut jamaah, makanan internasional bintang 5 tidak sesuai dengan lidah orang Indonesia, tetapi jika hotel bintang 3 diperboleh masuk catering masakan Indonesia,”ujarnya.
Ia berharap pula kepada Pemerintah Indonesia agar mempermudah jamaah dengan cara membuka pesawat yang langsung terbang dari kota masing-masing ke Jeddah karena meminimalisir penyebaran Virus Covid 19.
“Jika kita dari Palembang ke Jakarta dulu, itu menghabiskan dana dan juga saat pindah terminal kita tidak bisa memastikan virus itu berada dimana, bisa jadi nanti terkena virus saat di perjalanan. Jika berangkat langsung dari bandara langsung landing ke madinah, kita terjamin dan meminimalisir terkena virus di tubuh kita,” katanya.
Reporter : Tri Jumartini