BritaBrita.com,Palembang-Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) melakukan kunjungan ke Kota Palembang, Kamis (28/1/2020). Dalam pertemuan dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang, DPR RI menyoroti pengolahan sampah yang menjadi keluhan warga dan teguran DPRD Kota Palembang belum lama ini. Meski Palembang memiliki TPA Karyajaya dengan kapasitas 40 hektare, tetapi akses jalan yang rusak menjadi hambatan.
Anggota Komisi IV DPR RI Dapil Sumatera Selatan (Sumsel) Riezky Aprilia mengatakan, pihaknya melakukan kunjungan secara spesifik salah satunya TPA Sukawinatan yang menjadi sorotan lantaran kapasitas 25 hektare sudah overload.
“Kami memastikan apakah daya tampung dengan instrumen yang dimiliki apakah sudah cukup membantu sirkulasi sampah,” katanya.
Riezky mengatakan, Komisi IV juga mempertanyakan keamanan terhadap kesehatan masyarakat Kota Palembang dengan kondisi sampah yang sudah hampir tidak tertampung ini.
“Sebab, jika dibiarkan begitu saja jangan sampai ini menjadi pencemaran dan membahayakan masyarakat sekitar,” katanya.
Kondisi tersebut diperparah dengan tidak dimilikinya infrastruktur yang memadai di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Palembang. Mulai dari kurangnya ketersediaan truk pengangkut sampah hingga alat berat Ekskavator atau mesin pengeruk. Seperti truk pengangkut sampah yang idealnya dimiliki 180 armada, hanya tersedia 30 persennya saja.
“Dengan keterbatasan kondisi Covid ini belum tentu tercapai, Komisi IV mendorong agar sampah organik dan non organik diolah sehingga tidak banyak menumpuk,” katanya.
Hal tersebut pun dibenarkan Asisten I Bidang Pemerintahan Setda Kota Palembang, Faizal AR. Faizal mengatakan, TPA Karyajaya yang lebih luas diharapkan bisa menggantikan Sukawinatan yang hampir overload ini.
“Tapi kondisi jalan di TPA Karyajaya itu rusak, bagaimana truk sampah bisa masuk ke dalam sana,” katanya.
Ia berharap dengan kunjungan dari Komisi IV ini akan mempermudah Kota Palembang mendapatkan bantuan alat berat dan juga truk.
“Kita butuh alat berat untuk di Sukawinatan dan Karyajaya masing-masing lima unit,” katanya.
Pengolahan sampah dengan cara 3R (reduce, reuse dan recycle) sudah dilakukan di bank-bank sampah oleh masyarakat. Hanya saja, proses pemasaran produksi dari sampah yang diolah ini menjadi kendala. Produk seperti tas dari plastik yang diolah, vas bunga, tempat tissu dan lainnya tidak laku dipasarkan.
“Kita pernah punya rencana mengubah TPA menjadi taman seperti di Korea, tapi ini butuh dana besar, jika dari APBD tidak cukup ditambah lagi masa pandemi ini,” katanya.
Reporter : Kamayel Ar-Razi