BritaBrita.com, Palembang-Masuknya provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dalam sepuluh besar banyaknya jumlah penduduk miskin versi BPS membuat Wakil Gubernur (Wagub) Mawardi Yahya gusar. Wagub menyalahkan Protokol Kesehatan (Prokes) membuat tinggi angka kemiskinan di Sumsel.
“Ya, salah satu penyebab atau faktornya adalah protokol kesehatan yang menghambat kegiatan ekonomi masyarakat. Semuanya dibatasi jadi untuk meningkatkan kembali masyarakat mesti mulai aktivitas seperti biasa lagi.Ekonomi bisa bangkit kalau masyarakat leluasa beraktivitas.” ujar Wagub saat diwawancarai seusai membuka Silaturahmi Ormas di Hotel Swarna Dwipa, Kamis (18/2/2021).
Sementara itu, Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi Sumsel, Timbul P Silitonga mengatakan kenaikan angka kemiskinan itu setara dengan 52.490 orang yang masuk kategori miskin.
“Jadi jumlah penduduk miskin di Sumsel pada periode September 2020 sebanyak 1,11 juta jiwa. Penambahan ini salah satunya karena dampak Covid-19,” katanya
Lanjutnya, Pihaknya juga mencatat terdapat 597.880 penduduk yang kehilangan pekerjaan selama pandemi Covid-19.
“Ratusan ribu penduduk yang terdampak itu diantaranya ada yang menjadi pengangguran, tidak lagi menjadi angkatan kerja dan sementara tidak bekerja,” ungkap Timbul
Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel mencatat, September 2020 angka kemiskinan Sumsel mendekati 13 persen yakni 12,98 persen. Hal ini sebabkan Pandemi Covid-19 yang membuat roda ekonomi terhambat selama beberapa bulan.
Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan (Sumsel), angka kemiskinan ini naik dibanding September 2019, atau sebelum pandemi, yang sebesar 12,56 persen.
Reporter : Maulana