BritaBrita.com,Palembang — Ucapan seorang ibu menjadi sumpah dan doa yang diijabah Allah SWT. Perempuan kelahiran 1 Agustus 1989 bernama lengkap Dr. Selvia Assoburu M.Hum percaya akan dikabulkannya ucapan yang keluar dari mulut seorang ibu.
Berkat ucapan ibunda, perempuan dengan panggilan akrab selvia ini dapat menyelesaikan pendidikan strata tiga, mendirikan serta menjalankan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) As Shobur yang ia dirikan bersama ibunda tercinta.
Di balik deretan gelar pendidikan yang dirinya dapatkan di hidupnya, banyak terkandung cerita di dalamnya. Ia menceritakan pada saat tahun 2016, dirinya beserta keluarga mendapatkan cobaan dimana ibu kandungnya sedang dalam kondisi kesehatan kritis karena penyakit kanker payudara yang dialami. Pada waktu bersamaan, selvia juga sibuk dalam penelitian yang dikerjakan untuk mendapatkan gelar doktor serta TPQ As Shaburu yang didirikannya.
“Saat itu luar biasa ujian yang kualami, bimbingan di tengah kondisi kritis ibu yang harus menjalani pengobatan. Tapi ibu tetap setia menemaniku bimbingan. Juga saat itu kakakku mengalami kecelakaan,”kata anak bungsu dari empat bersaudara.
Beragam macam pengobatan baik melalui ilmiah maupun tradisional ia tempuh untuk mengobati penyakit yang dialami sang ibu. Namun, sang ibu berkata kepada dirinya bahwa obat yang akan menyembuhkan penyakitnya hanyalah dengan ia menyelesaikan pendidikan S3 nya.
“Sempat terfikirkan untuk berhenti sejenak dalam penelitian dikarenakan ingin fokus merawat ibu saja. Tetapi, jika dengan pendidikanku ini selesai menjadi obat bagi ibu, saat itu saya ikhlas dan tekun jalani penelitian sambil mengantar ibu berobat bolak balik rumah sakit,” kata anak dari pasangan Minarno,SE dan Sinariyahaini SE.
Menurutnya, orang tua merupakan segalanya. Tidak akan hebat seorang anak jika dia tidak berbakti kepada orangtua. Juga, tidak akan bisa hidup tanpa menjalankan rasa ikhlas dan tekun menjalani hidup.
”Tuhan mempunyai jalannya sendiri, saat itu yang saya fikirkan hanyalah kesehatan ibu dan kelancaran saat ujian, Alhamdulillah S3 selesai, ibu dapat hadir di wisuda, dulu juga alhamdulillah saat S1saya memenuhi pinta ibu untuk menjadi cumlaude,”katanya.
Saat ini ia mengaku lebih banyak waktu untuk berkumpul bersama keluarga dan menemani ibu dalam kesehariannya juga mengelola TPQ As Shoburu.
Menjadi alumni Pondok Pesantren Walisongo membuat Silvia memiliki tekad kuat untuk mendirikan TPQ As Shobur. Ia termotivasi untuk bergerak seperti pesantren yang pernah ia tempati. Mendidik dan mencerdaskan anak bangsa dengan moto pesantren santri sehat Indonesia kuat. Koirunnas anfa’uhum iinnas menjadi pegangan kuat bagi dirinya.
“Saya kecilnya nakal sekali, kalau ga masuk pesantren wahh bisa jadi preman terminal saya sekarang. Ketika sudah menjadi alumni pesantren barulah kurasakan semua bekal saat di pesantren manfaatnya luar biasa diluar. Sejak SD sampai SMA tidak pernah juara, setelah tamat dari pesantren Alhamdulillah S1 bisa coumlaude,gratis kuliah di S2 hingga tercapai S3,”kata Da’iyah Pemerintah Kota Palembang ini.
Di tengah kesibukannya berprofesi sebagai pengajar di kampus Universitas Islam Negeri Raden Fatah dan Universitas Muhammadiyah, dirinya tetap menjalankan TPQ As Shobur dengan dibantu empat pengajar yang juga masih berstatus mahasiswa di UIN Rafah Palembang. Ia berharap, As Shobur tidak hanya TPQ saja akan tetapi dapat menjadi besar As Shobur Center.
Ia menyampaikan untuk selalu berkarya dan jangan berhenti melakukan karya agar diri menjadi bermanfaat untuk umat dengan harapan surganya Allah dan disaat kita kembali kepada pangkuan sang ilahi dalam keadaan husnul khatimah serta orang akan ikut mendoakan bukan menyinyirkan kita.
Reporter : Tri Jumartini Ilyas