BISNISEKONOMI

Fauziah Hidupi Keluarga dari Kerajinan Tali Mehwa

BritaBrita.com,Palembang-Meskipun setiap manusia telah mendapatkan jatah rezekinya masing-masing, namun harus tetap dicari. Hal itu menjadi keyakinan Fauziah (49), ibu rumah tangga yang kesehariannya membuat kerajinan dari anyaman tali Mehwa di Kelurahan Bagus Kuning, Plaju.

Sejak tahun 1995, ibu rumah tangga di Kelurahan Bagus Kuning mulai mengisi waktu senggangnya dengan membuat kerajinan tangan seperti tas/ keranjang belanja dan tikar dari tali Mehwa.

Fauziah biasanya memulai kegiatan menganyam tali Mehwa setelah memasak dan mencuci pakaian di pagi hari. Dalam sehari, ia bisa menyelesaikan 4-5 keranjang.

Meskipun penghasilannya tidak seberapa dibandingkan seorang karyawan, ia cukup mensyukuri karena tidak sepenuhnya bergantung kepada suaminya sebagai buruh harian.

“Rezeki itu harus tetap dicari, walaupun pendapatan dari kerajinan ini pas-pasan tapi bersyukur bisa biayai anak sekolah sampai SMA dan jajan,” katanya, Senin (1/3/2021).

Pendapatan dari membuat tas/ keranjang belanja, tikar dan wadah bumbu dapur ini menurutnya tidak menentu. Keranjang dijual Rp25 ribu, wadah bumbu Rp10 ribu dan tikar Rp150 ribu.

“Tidak menentu juga pendapatan, kadang kalau lagi tidak banyak yang beli laku hanya 2 tas, kadang juga pengepul dari toko atau pasar banyak ambil,” katanya.

Agar usaha tetap lancar, para pengrajin sering bertukar warna tali Mehwa agar warna keranjang belanjaan yang dibuat lebih menarik.

“Harga tali ini satu gulung yang dulunya tahun 95 itu Rp80 ribu, sekarang sudah naik jadi Rp220 ribu. Satu gulung beratnya 9 Kg, kita biasanya tukar warna sama yang lain,” katanya.

Wakil Wali Kota Palembang, Fitrianti Agustinda yang mengunjungi para pengrajin ini menjanjikan akan membantu mempromosikan keranjang belanja ini ke minimarket dan mall. Terlebih saat ini masyarakat diminta untuk tidak lagi menggunakan plastik belanja.

“Akan kami koordinasikan dengan pemilik minimarket dan pihak mall agar pemasaran keranjang belanja milik UMKM ini masuk disana,” katanya.

Sejauh ini, menurutnya rata-rata para pengrajin di kawasan ini sudah mengakses pinjaman tanpa agunan dari pemerintah melalui Bank BPR Palembang sebesar Rp3 juta.

“Mereka ini ada puluhan orang, sudah banyak yang melakukan pinjaman, jika lancar pinjaman bisa upgrade ke jumlah yang lebih besar,” katanya.

Reporter : Pitria

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button