BritaBrita.com,PAGARALAM – Meski masa panen kopi diprediksi tinggal hitungan bulan lagi namun suasana pasar tradisional di kota Pagaralam masih mengalami sepi pembeli alias berada di puncak musim Paceklik.
Kondisi inilah (Paceklik.red) yang dirasakan oleh para pedagang di pasar Dempo Permai maupun Pasar Induk Nendagung yang sudah sejak hampir 6 bulan ini harus mengalami sepi traksaksi jual beli di lokasi mereka berdagang.
Seperti yang dituturkan Rina (38) penjual ayam potong di Pasar Sayur Dempo Permai yang dilokasi berdagangnya persis berada di pusat jantung kota Pagaralam ini.
Menurut Rina, ia bersama pedagang lainnya sudah hampir 6 bulan ini harus rela berjualan sejak subuh pagi hingga malam menjelang. Namun barang dagangannya yang tak seberapa banyak yang sulit laku akibat pasar sepi pembeli.
“Di pasar Dempo ini selain yang berjualan ayam potong juga banyak pedagang lain. Terutama memang 6 bulan belakangan ini Pagaralam masuk musim paceklik. Jangankan kami penjual ayam atau ikan, yang jualan sayur mayur pun nasibnya sama..sepi, pembeli”ucapnya, Sabtu (27/3/2021).
Sembari menjelaskan sejak masuk musim paceklik rata-rata para pedagang mengurangi jumlah barang dagangan yang mereka ambil dari tempat mereka yang sebut “Bos” dengan sistem setoran dan biasanya jumlahnya meningkat ketika musim panen kopi tiba.
Senada tentang hal itu, Tomi (45) pedagang baju di lokasi yang sama mengungkapkan biasanya saat memasuki awal bulan hingga puncak paceklik seperti saat ini,ia harus mengurangi bahkan melepas semua karyawannya agar pengeluarannya bisa ditekan. Dan biasanya akan dipanggil kembali saat pembeli ramai yakni saat panen kopi tiba.
“Mudahan-mudahan sebelum lebaran nanti musim kopi sudah dipetik. Kalau tidak percuma saja jualan baju baru,”harapnya.
Para pedagang berharap musim kopi tahun ini para petani bisa mendapatkan hasil yang banyak sehingga pasar-pasar kembali ramai dan bergairah kembali.
Reporter : Taufik Hidayat