BritaBrita.com,Palembang -Kapolda Sumatera Selatan (Sumsel) Irjen Pol Eko Indra Heri diminta menindak tegas oknum yang jelas-jelas merusak profesi Polri setelah menganiaya Christina Remauli (27), perawat RS Siloam, Palembang.
Menurut Kapolda pelaku penganiaya perawat Siloam tersebut mengaku-ngaku polisi. “Tidak betul (pelaku anggota Polri).Pelaku itu ngaku-ngaku sebagai anggota Polri,” kata Irjen Eko.
Eko menegaskan anggota Polri yang ada di area kejadian justru mencegah pelaku melakukan penganiayaan. Anggota Polri tersebut merupakan keluarga pasien lain yang juga dirawat.
“Anggota Polri sebenarnya yang melerai dan melarang untuk melakukan aniaya,” ujarnya.
Sementara itu, polisi menangkap pria berinisial JS yang menganiaya perawat RS Siloam Palembang. JS ditangkap di kawasan Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.
“Iya tersangka penganiayaan terhadap perawat RS Siloam Sriwijaya sudah kita tangkap di OKI,” kata Ps Kasat Reskrim Polrestabes Palembang Kompol Tri Wahyudi seperti dilansir detik.com.
Dalam video penangkapan yang diterima detikcom, terlihat pelaku pasrah saat di tangkap. Pelaku tak berkutik melihat polisi sudah mengepung rumahnya.
“Barengan saja,” kata pelaku setelah diamankan dan akan dibawa polisi ke Polrestabes Palembang.
Tak hanya itu, pelaku juga sempat minta izin untuk tukar pakaian. Robert pun memberi izin.
“Gantilah pakaian ya, Nggak papa ya,” kata Robert yang pernah menjabat Kapolsek Kemuning Palembang.
Pelaku kemudian terlihat meninggalkan polisi yang berjaga di depan rumah. Pelaku masuk ke rumah dan minta izin menutup pintu.
Tak lama setelah tukar pakaian, pelaku keluar dan langsung diamankan.
Sebelumnya, Direktur Utama RS Siloam Sriwijaya Bona Fernando meminta penganiaya perawatnya diusut dan ditindak tegas oleh polisi. Dia menyerahkan proses hukum terhadap pelaku kepada polisi.
“Siloam Hospitals telah menyerahkan kasus ini kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kejadian kekerasan yang menimpa perawat kami, serta menindak pelaku kekerasan kepada perawat kami dengan tegas sesuai hukum yang berlaku,” ujar Bona.
Bona menyesalkan perbuatan ayah dari pasien yang secara arogan menganiaya perawatnya. Bona mengatakan tindakan keluarga pasien menganiaya perawat tak dapat ditolerir.
“Siloam Hospitals menyesali tindakan kekerasan yang ditujukan kepada perawat kami di Siloam Sriwijaya. Kekerasan terhadap tenaga kesehatan adalah tindakan yang tidak dapat ditolerir,” tegasnya.
Ditemui usai konferensi pers, Bona menuturkan kondisi perawatnya berangsur pulih baik secara fisik ataupun trauma psikis.
“Akibat kejadian penganiayaan itu Christina mengalami memar pada wajah dan juga sakit pada bagian perutnya. Kondisinya sekarang sudah baik. Secara fisik memang ada luka, tapi secara trauma, psikis, berangsur-angsur membaik. Doakan saja dia lebih cepat pemulihannya,” ungkap Bona.