India Mencekam, Kasus Covid-19 Hampir 315.000 Sehari, Tertinggi di Dunia
BritaBrita.com,NEW DELHI-India mencatat kasus harian Covid-19 tertinggi di dunia, mencapai hampir 315.000, di tengah gelombang kedua yang menyebabkan fasiltias kesehatan kewalahan.
Sejauh ini, India mencatat kasus total mendekati 16 juta, kedua tertinggi di dunia dari Amerika Serikat dengan total mendekati 32 juta. India juga mencatat angka kematian harian tertinggi dalam 24 jam ini dengan lebih 2.000 kasus dan total 184.600 lebih.
Massa berkerumun di depan rumah sakit rumah sakit di sejumlah kota besar. Sejumlah orang meninggal saat menunggu oksigen.
Sementara itu, sejumlah negara mengetatkan aturan perjalanan dari dan ke India di tengah kasus yang melonjak tinggi ini.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan jumlah penerbangan antara kedua engara akan dikurangi, sementara Inggris mencantumkan India dalam daftar merah, dengan mensyaratkan karantina di hotel dengan bayar sendiri bagi semua yang tiba di India mulai Jumat (23/4) pagi.
Apa yang terjadi rumah sakit rumah sakit India?
India kewalahan menangani jumlah kasus yang meningkat tajam dengan sekitar 314.835 dalam 24 jam, sementara angka kematian naik 2.104.
Pasokan oksigen merupakan salah satu masalah besar, dengan sejumlah rumah sakit di ibu kota Delhi, kehabisan oksigen pada Kamis (22/04), menurut wakl menteri kepala, Manish Sisodia.
Karantina ketat sepekan
Pekan ini, ibu kota India, Delhi, memberlakukan karantina selama sepekan ke depan.
Kantor pemerintah dan layanan penting, seperti rumah sakit, apotek, dan toko grosir, dibuka selama karantina, yang dimulai pada Senin (19/4) malam.
Kota itu telah memberlakukan jam malam pada akhir pekan, namun lonjakan kasus harian tertinggi terjadi pada hari Minggu (18/04), dengan 24.462 kasus.
India kini dilanda gelombang kedua Covid-19 yang mematikan sejak awal April.
Kepala Menteri Delhi Arvind Kejriwal mengatakan kota itu hampir kehabisan tempat tidur di unit perawatan intensif rumah sakit (ICU) dan pasokan oksigen tidak mencukupi.
“Saya selalu menentang karantina, tetapi yang ini akan membantu kami menambah jumlah tempat tidur rumah sakit di Delhi,” katanya dalam konferensi pers virtual pada hari Senin.
Dia juga mengimbau para pekerja migran yang ada di ibu kota untuk tidak pergi, seperti pada karantina nasional tahun lalu yang membuat jutaan dari mereka kembali ke kampung halaman setelah mendapati diri mereka menganggur dan kehabisan uang.
“Ini adalah keputusan yang sulit untuk diambil, tetapi kami tidak punya pilihan lain,” kata Kejriwal seperti dilansir BBC News.
“Saya tahu ketika karantina diumumkan, pekerja berupah harian menderita dan kehilangan pekerjaan mereka. Tapi saya mengimbau mereka untuk tidak meninggalkan Delhi. Ini adalah karantina singkat dan kami akan menjaga Anda.”
Krematorium di daerah itu juga kewalahan. Gambar-gambar menyedihkan menunjukkan mayat dibakar di trotoar, di luar salah satu pinggiran ibu kota.
Satu dari tiga orang di Delhi dinyatakan positif.
Selagi dilanda gelombang baru virus corona yang parah, pemerintah India mengumumkan bahwa setiap penduduk dewasa, akan mendapatkan vaksin mulai awal bulan depan.
“Dalam pertemuan yang dipimpin oleh (Perdana Menteri) Narendra Modi, keputusan penting yang mengizinkan vaksinasi untuk semua orang yang berusia di atas 18 tahun mulai 1 Mei telah diambil,” tulis Kementerian Kesehatan dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh kantor berita AFP.
India telah melaporkan lebih dari 200.000 kasus setiap hari sejak 15 April – melewati puncaknya tahun lalu, ketika rata-rata mencapai 93.000 kasus per hari.
Imbas dari gelombang kedua Covid-19 di India, pada Senin (19/04) Perdana Menteri Inggris Boris Johnson membatalkan perjalanan yang direncanakan ke negara itu.
Pemimpin kedua negara dijadwalkan akan berbicara pada akhir bulan ini untuk “meluncurkan rencana ambisius untuk kemitradaan masa depan,” kata sebuah pernyataan.
Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock juga mengumumkan pada Senin sore bahwa India telah dimasukkan dalam daftar merah perjalanan negara itu, yang berarti orang-orang yang telah berada di India dalam 10 hari terakhir dilarang memasuki Inggris.
Mantan Perdana Menteri India Manmohan Singh dirawat di rumah sakit setelah dinyatakan positif terkena virus, laporan media India.
Maharashtra, yang beribu kota di pusat finansial Mumbai, tetap menjadi negara bagian yang paling parah terkena dampak, terhitung hampir sepertiga dari sekitar 1,9 kasus aktif di India.
Tapi Delhi menjadi kota yang paling parah terkena dampak, dengan mencatat lebih banyak kasus harian ketimbang Mumbai dalam beberapa hari terakhir.
Rumah sakit sedang berjuang untuk mengakomodasi pasien positif Covid di Delhi dan kota-kota lain, yang terkena dampak parah seperti Mumbai, Lucknow, dan Ahmedabad.
Beberapa negara bagian telah melaporkan kekurangan tempat tidur di bangsal Covid dan ICU.
Bahkan hasil tes ditunda karena banyaknya permintaan, yang menurut dokter, menyebabkan orang tidak didiagnosis dan dirawat tepat waktu.
Para ahli mengatakan pemerintah India mengabaikan peringatan gelombang kedua dan tidak berbuat banyak untuk mencegahnya atau bahkan menahannya.
Mereka merujuk pada pertandingan kriket yang dihadiri oleh kerumunan orang yang tanpa mengenakan masker, pawai politik besar-besaran yang tampaknya mengabaikan aturan dasar keselamatan Covid, dan festival Hindu besar di mana jutaan orang berkumpul di tepi sungai Gangga pada awal bulan ini.
Didukung oleh penurunan tajam dalam jumlah kasus dan dimulainya program vaksinasi, India memulai tahun ini dengan apa yang tampak sebagai kondisi normal.
Tetapi keadaan segera berubah menjadi lebih buruk ketika orang-orang mulai lebih sering meninggalkan rumah, lebih sedikit mengenakan masker dan bersosialisasi dalam kelompok yang lebih besar.
Masuknya varian dan kelambatan dalam upaya vaksinasi hanya meningkatkan infeksi lebih lanjut, kata para ahli.
Dalam beberapa pekan, India melesat ke puncak daftar negara dengan kasus Covid terbanyak dunia, mencatat lebih banyak kasus setiap hari daripada negara lain.