BritaBrita.com,PALEMBANG– Kurir atau petugas pengantar yang mengemban amanah paket kiriman pelanggan kerap menjadi sasaran keluhan pelanggan. Seperti video yang viral baru-baru ini dimana penerima paket yang menggunakan layanan COD (Cash On Delivery) memaki kurir lantaran barang yang dipesan secara online tidak sesuai.
COD sendiri bertujuan untuk mempermudah buyer yang tidak memiliki rekening bank maupun akses dompet digital, agar tetap dapat bertransaksi secara online karena pembayaran dilakukan secara langsung dan tunai setelah barang tiba.
Penggunaannya merupakan kesepakatan antara seller dan buyer, sehingga jasa kurir hanya bertugas melakukan pengantaran serta menerima pembayaran dari buyer untuk kemudian uangnya diserahkan kepada seller melalui sistem.
Menanggapi perlakuan terhadap kurir yang videonya viral tersebut, ASPERINDO menyampaikan bahwa hal ini menjadi semacam paradoks dengan banyaknya gambaran tentang kemudahan, kemeriahan, kepraktisan mau pun keriangan dalam dunia belanja melalui online. Tidak semestinya keluhan disampaikan dengan amarah berlebihan, apalagi mencaci maki petugas pengantar paket.
“Seperti disampaikan juga oleh pihak lain yang berkaitan dengan konsumen, bahwa keluhan yang disampaikan dengan makian menggunakan kata-kata yang tidak pantas, tidak dibenarkan. Penyampaian keluhan dengan amarah yang berlebihan apalagi dengan cacian serta makian, tentu menimbulkan masalah baru dan bukan mencapai solusi terbaik”, jelas Ketua Umum ASPERINDO, M. Feriadi.
Langkah – langkah mitigasi terkait dengan resiko seperti halnya dari kasus viral kali ini terus dilakukan dan dikembangkan.
“Dengan teknologi saat ini setiap proses dalam pengantaran paket dapat termonitor, termasuk ketika kurir berinteraksi dengan pelanggan, sehingga penanggungjawabnya jelas. Tujuannya dalam rangka terciptanya aktifitas jual-beli dalam ekosistem e-commerce yang setiap prosesnya dapat dipertanggungjawabkan bersama”, lanjut Feriadi.
Memahami beragam resiko yang dapat terjadi, perusahaan jasa pengiriman pun menjalankan berbagai langkah. Oleh karena itu setiap perusahaan jasa pengiriman ekspres selaku penyelenggara pos selalu menyiapkan kondisi fisik dan mental para kurir agar berhasil dalam menjalankan tugasnya. Begitu juga informasi mengenai detil produk-produk layanan yang merupakan bentuk edukasi kepada customer.
“Selain menggunakan berbagai media komunikasi, di seluruh jaringan penjualan jasa kiriman tersedia informasi kepada pengirim tentang produk layanan yang dapat digunakan, seperti petunjuk tentang penggunaan, kecepatan, keselamatan dan ketepatan penyampaian barang serta yang lainnya”, tambah Feriadi.
Feriadi pun menjelaskan bahwa pembinaan dan pelatihan terus dijalankan agar kurir dapat menjalankan tugas dengan baik, ramah serta profesional dalam kondisi apa pun yang dihadapi di lapangan.
“Tentu saja pada kesempatan ini, kami juga mohon maaf apabila masih ditemukan perilaku kurir kami yang tidak sesuai atau merugikan pelanggan”, tuturnya.
“Mari kita menikmati perkembangan e-commerce ini dengan sehat dan menyenangkan. Sampaikan keluhan secara proporsional melalui berbagai saluran komunikasi yang disediakan agar solusi dapat diraih. Kami juga menghimbau agar masyarakat konsumen berhati-hati banyaknya kasus penipuan dan potensi pelanggaran dalam bertransaksi secara online”, tutup Feriadi. (rel/com)