OPINISEHAT

Huru-Hara GeNose C19

OLEH : Yusril Aziz (Mahasiswa UIN RAden Fatah Palembang)

BEBERAPA hari yang lalu GeNose menjadi topik yang ramai dibicarakan lantaran tingkat akurasinya yang rendah. Ahli biologi molekuler Ahmad Utomo, mengimbau pemerintah agar menghentikan sementara penggunaan alat tes Covid-19 buatan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Ia juga mengungkapkannya lewat tulisan di akun twitternya yang mengatakan “Stop penggunaan GeNose untuk verifikasi perjalanan, sebelum ada hasil validasi eksternal dari minimal tiga kampus merdeka.” Padahal sejak 1 April 2021, GeNoSe bisa menjadi syarat perjalanan di semua moda transportasi, selain antigen dan PCR.

Penggunaan GeNose berdasarkan Surat Edaran (SE) Nomor 12 Tahun 2021 tentang Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri dalam Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Di media sosial, sejumlah warganet membagikan testimoni para calon penumpang moda transportasi yang menggunakan tes GeNose demi mendapatkan hasil negatif Covid-19.

Ada yang mengaku positif Covid-19 saat swab antigen, dan memilih menggunakan GeNose untuk melakukan perjalanan karena hasil tes menunjukkan sebaliknya. Utomo menduga, ledakan kasus Covid-19 yang terjadi belakangan akibat dari penularan orang yang bepergian.

Namun kita seharusnya optimis, GeNose C19 karya anak bangsa ini masih terus berkembang dan semakin canggih, pembaruan alat ini memungkinkan untuk mendeteksi varian baru virus D64G, untuk diketahui sampai saat ini GeNose C19 sedang diuji validitas eksternal oleh tiga kampus merdeka yaitu Universitas Andalas, Universitas Indonesia, dan Universitas Airlangga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Juga
Close
Back to top button