BritaBrita.com,Palembang-Dibatalkannya belajar tatap muka di Palembang pada 12 Juli menimbulkan kekhawatiran mendalam para guru.
Misalkan saja guru SD di Palembang Lili Kurniawati SPd. Ia khawatir dengan kondisi psikis anak-anak.
“Kalau dari sisi guru kami tidak terlalu merasa kesulitan untuk memberikan materi. Tapi kasihan di anak-anaknya,” ujarnya, Selasa (6/7/2021).
Ia menambahkan bahwa selama lebih satu tahun belajar daring ini banyak evaluasi terkait psikologi anak-anak dan capaian belajar siswa.
Kondisi ini membuat kebosanan belajar siswa yang semakin sulit jika belajar daring terus dilakukan. Menurutnya, berbagai media pembelajaran sudah dicoba untuk meningkatkan semangat belajar siswa.
Mulai dari menggunakan media pembelajaran sederhana lewat WhatsApp, Zoom hingga Google Class Room. Tapi daring yang berkepanjangan membuat gairah belajar siswa turun drastis.
“Si anak tambah malas untuk belajar, Karena kalau anak belajar daring kebanyakan orang tuanya yang lebih berperan. Kami coba belajar memakai WA dan Google Class Room. Kalau pakai zoom, kurang efisien karena ada beberapa wali murid yang punya hp 1 itu pun dibawa mereka kerja. Jadi cuma sedikit yang ikut belajar pake zoom,” jelasnya.
Dari berbagai kondisi tersebut, menurutnya belajar tatap muka perlu dilakukan. Hal tersebut sangat mendesak mengingat fenomena belajar siswa yang semakin memprihatinkan.
Pihaknya tidak menampik jika Wali Kota Palembang mengambil kebijakan karena Pandemi Covid-19 semakin menjadi. Hanya saja sebaiknya mekanisme belajar tatap mukanya yang disesuaikan waktunya seminimal mungkin. Sehingga yang terpenting siswa bertemu dengan teman-temannya, gurunya dan lingkungan sekolahnya.
“Jadi kalau menurut saya, lebih enak tatap muka tapi waktunya saja yang dikurangi dari hari biasa. Biar pun waktunya sedikit anak-anak semangat belajarnya. Mereka kebanyakan sudah pada bosen belajar di rumah,” pungkasnya.
Reporter : Sugi