OLEH: Ustaz H Bangun Lubis
SERINGKALI kita menyaksikan betapa ketidak tahuan atau tidak mengerti atas sebuah kebiasaan, yang kalau ditinjau dari agama Islam akan menggugurkan iman seseorang. Kebiasaan yang dimaksud adalah kesyirikan. Kita lihat saja betapa budaya yang kita percayai, ternyata membawa kita kepada kesyirikan.
Bahkan kita tahu sendiri hanya sekadar percaya terhadap Jimat saja pun sudah menggugurkan iman seseorang. Karena hanya Allah saja yang patut dipercaya dan hanya kepada Allah kita menggantungkan hati dan hidup kita. Bukan kepada benda selain Allah.
Syirik adalah sebesar-besar dosa yang wajib kita jauhi, karena perbuatan syirik (menyekutukan Allah) menyebabkan kerusakan dan bahaya yang besar, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
Diantara kerusakan dan bahaya akibat perbuatan syirik adalah merendahkan eksistensi kemanusiaan, Syirik menghinakan kemuliaan manusia, menurunkan derajat dan martabatnya. Allah telah menjadikan manusia sebagai penguasa di jagad raya ini. Tetapi kemudian ia tidak mengetahui derajat dan martabat dirinya.(sumber risalah Islam).
Coba lihat, ada sebagian dari manusia yang menyembah sapi yang sebenarnya diciptakan Allah untuk manusia agar hewan itu membantu pekerjaan manusia, malah disembah. Dan ada pula yang meminta-minta di kuburan untuk bisa kaya dan sebagainya.
Allah berfirman: “Dan berhala-berhala yang mereka seru selain Allah, tidak dapat membuat sesuatu apapun, sedang berhala-berhala itu (sendiri) dibuat orang. (Berhala-berhala) itu benda mati, tidak hidup, dan berhala-berhala itu tidak mengetahui bilakah penyembah-penyembahnya akan dibangkitkan”. (Al-Hajj: 20-21)
“Dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.”. (Al-Hajj: 31)
Kemudian lagi, sarang khurofat dan kebatilan, sebagaimana kita lihat dalam sebuah masyarakat yang akrab dengan perbuatan syirik, adalah “barang dagangan” dukun, tukang nujum, ahli nujum, ahli sihir dan yang semacamnya menjadi laku keras. Sebab mereka mendakwahkan (mengklaim) bahwa dirinya mengetahui ilmu ghaib yang sesungguhnya tak seorangpun mengetahuinya kecuali Allah.
Jadi dengan adanya para dukun, akal manusia dijadikan siap untuk menerima segala macam khurofat/takhayul serta mempercayai para pendusta (dukun). Sehingga dalam masyarakat seperti ini akan lahir generasi yang tidak mengindahkan ikhtiar (usaha) dan mencari sebab serta meremehkan sunnatullah (ketentuan Allah).
Lalu, Syirik adalah kedholiman yang paling besar, yaitu dhalim terhadap hakikat yang agung yaitu (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah). Ibadah kepada Allah tidak akan diterima tanpa tauhid.
Artinya, sebanyak apapun ibadah dan amal ketaatan, jika terkotori oleh syirik; peribadatan kepada selain Allah -di samping ibadahnya kepada Allah- maka semua amal itu akan tertolak.
Allah Ta’ala berfirman, “Dan seandainya mereka berbuat syirik, pasti akan lenyap semua amal yang dahulu mereka kerjakan.” (QS. al-An’am: 88)
Di antara keutamaan tauhid yang sangat agung adalah bahwa tauhid yakni kpercaya kepada Allah, tidak menyekutukannya, menjadi sebab -bahkan sebab terbesar- untuk mendapatkan jalan keluar bagi segala bentuk kesulitan dan musibah yang menimpa di dunia maupun di akhirat. (*)