BritaBrita.com,KENTEN LAUT – Raut wajah yang begitu sedih dan letih cukup terlihat di wajah Amir Hamzah HS, Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatullah Kenten Laut saat didatangi, Jumat (27/8/2021). Betapa tidak, kebakaran hebat yang menghanguskan sebagian besar Ponpes tersebut membuatnya terpukul. Bahkan sembari memegangi bahu kanannya yang terkilir pasca kejadian kemarin, Amir Hamzah menceritakan kronologis kejadian kebakaran yang terjadi Kamis (26/8/2021) kemarin.
“ Jelang zuhur anak-anak 90 persen sedang di masjid untuk melaksanakan salat zuhur hanya ada beberapa santri putri yang sedang di dapur memasak untuk persiapan buka puasa karena di hari Kamis santri sedang berpuasa. Ketika santri putri hendak ke asrama melihat api kemudian langsung berteriak, “ paparnya.
Amir Hamzah menambahkan, gedung yang terbakar merupakan asrama santri. Satu gedung bertingkat dijadikan asrama dan disekat untuk santri putra dan putri, yang berjumlah 20 orang santri putri dan 23 orang santri putra, sejumlah 40 orang anak SMP dan 3 orang SMA.
“Pesantren kita tidak ada sekolah SMA jadi 3 orang santri bersekolah di luar, santri kita merupakan anak-anak tidak mampu dari kaum duafa, yang tidak lengkap orang tuanya, dan keluarga broken home,” ujarnya.
Sedangkan pasca kejadian kebakaran, semua santri baik putra ataupun putri direlokasi di rumah warga.
“Untuk saat ini santri putri masih di rumah warga dan santri putra sudah berada di ponpes yang ditempatkan di masjid. Untuk bantuan Allhamdulilah sudah ada donatur pribadi, lembaga-lembaga juga komunitas, sedangkan bantuan dari pemerintah belum ada baru sebatas meninjau, “ ucapnya.
Ditempat terpisah, Kepala Desa Kenten Laut Zaiwan mengatakan, pemerintah desa sudah mengajukan surat ke pemerintah Kabupaten tembusan ke dinas sosial, BPBD dan baznas.
“ Kita sudah mengajukan surat ke pemerintah Banyuasin tembusan ke Dinas Sosial, BPBD dan Baznas, insyaAllah mudah-mudahan nantinya ada bantuan dari pihak terkait dan semoga para santri dapat kembali menimba ilmu dan beraktifitas dengan baik, “ harapnya.
Reporter : Arsen