NASIONAL

Ribuan Burung Pipit Berjatuhan Tiba-tiba, Banyak juga yang Mati

BritaBrita.com,BanjarSema-Sebuah video yang menampilkan burung-burung pipit berjatuhan di tanah dalam keadaan basah viral di media sosial. Peristiwa tersebut terjadi di kuburan Banjar Sema, Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali.

Video itu direkam oleh Kadek Sutika sekitar pukul 08.00 Wita. Setelah merekam video tersebut, dia langsung mengunggahnya ke Facebook, seketika viral beberapa menit kemudian.

“Iya awalnya saya rekam dulu itu, habis itu langsung unggah di FB. Kira-kira jam 8 lebih dikit (sudah viral). Nggak sampai 08.30, kira-kira jam 08.15 rasanya sudah viral,” kata Sutika.

Sutika menceritakan ia menemukan burung-burung berjatuhan itu saat pulang dari tempat tinggal temannya.

“Awalnya pagi itu saya mau baru berangkat kerja dan sedang hujan. (Karena hujan) saya cari dulu teman saya yang tak ajak kerja. Tapi teman saya mengatakan, nggak jadi kerja karena hujan,” jelasnya.

Usai memutuskan tidak bekerja bersama temannya, Sutika hendak langsung pulang ke rumahnya. Namun saat pulang, dia melihat anak-anak sedang mengambil burung-burung di kuburan.

Menurut Sutika, burung-burung yang berjatuhan ke tanah itu berada di bawah pohon asem di kuburan Banjar Sema. Awalnya burung-burung tersebut tidur di atas pohon.

“Awalnya sering tidur burung di pohon asem itu. Banyak ada burung di sana, tapi baru lima hari burung di sana, dulu tidak ada. Dua ada pohon asem di sana. Asem kembar rasanya itu,” tuturnya.

Sore harinya, burung-burung yang mati berjatuhan di tanah itu sudah dikubur. Sutika menyebut jumlah burung yang berjatuhan itu sekitar seribu ekor.

“Banyak sekali burung di sana, ribuan. Iya ribuan lebih. Saya pertama kali menjumpai hal seperti ini,” terangnya.

Tanggapan BKSDA Bali

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali mengaku belum mendapat laporan terkait peristiwa tersebut. Diduga fenomena tersebut dipengaruhi hujan asam.

“Kalau kita bicara kondisi dan kejadian alam, bisa dikatakan, bisa saja mungkin waktu hujan itu mengandung asam yang cukup tinggi,” kata Kepala Sub Bagian Tata Usaha BKSDA Bali, Prawona Meruanto baru-baru ini.

“Sehingga mengakibatkan burung-burung berjatuhan bisa saja seperti itu. Atau mungkin dengan sebab-sebab lain yang kita tidak ketahui sebelumnya,” tambahnya.

Diduga Ada Perubahan Cuaca

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Gianyar Made Santiarka menyebut burung-burung pipit yang sudah berjatuhan dari pohon itu bangkainya sudah dikubur warga. Santiarka menyebut bahwa diagnosis sementara burung-burung tersebut mati karena ada perubahan cuaca. Namun pihaknya akan melakukan pengecekan ke laboratorium.

“Kejadian ini mungkin (karena) ada perubahan cuaca, itu diagnosis sementara. Untuk diagnosis selanjutnya kita ambil sampel dan kita cek ke lab,” kata Santiarka.

Santiarka menjelaskan burung-burung tersebut merupakan jenis burung pipit yang memang hidup bergerombol. Seperti dilansir detik.com, populasi burung tersebut ternyata cukup banyak sehingga saat kena cuaca buruk berupa hujan deras akhirnya banyak yang mati.

“Karena ada pohon asem satu saja di kuburan, jadi angin numplek ke pohon ini. Karena terlalu lebat hujannya jadi kan jelas ada tekanan udara rendah. Dengan rendahnya tekanan udara, burungnya enggan lari. Dia bertahan saja diam dan basah kuyup dan itu menyebabkan dia sakit dan mati,” kata dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button