CDC Amerika Serikat : Penularan Covid-19 di Indonesia Rendah
BritaBrita.com,JAKARTA – Tren penurunan kasus COVID-19 di Indonesia, dinilai cukup berhasil. CDC Amerika Serikat (AS) menempatkan Indonesia pada level 1 COVID-19. Dikutip dari laman resmi CDC, Indonesia termasuk salah satu negara dengan tingkat risiko dan penularan COVID-19 rendah.
Ada lima level COVID-19. Mulai dari level tidak diketahui (level unknown), level 1 (rendah), level 2 (sedang), level 3 (tinggi), level 4 (sangat tinggi).
Tak hanya Indonesia. Sudah banyak negara yang masuk ke dalam level 1 COVID-19. Kabar Indonesia level 1 COVID-19 ini juga membuat Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin merasa sangat bersyukur. Ia sempat membagikan informasi ini melalui Instagram Stories miliknya.
“CDC US put Indonesia to Level 1 Country Amid Better COVID-19 Control, Alhamdulillah,” tutur akun Instagram @siddikbadrudin yang di-repost Menkes Budi (@budigsadikin).
Meski begitu, masyarakat diminta tetap waspada terhadap penularan COVID-19. Ada 3 provinsi yang menunjukkan tren peningkatan kasus Corona. Yaitu Jawa Barat, Gorontalo, dan Maluku Utara. Pada pekan sebelumnya, ada 6 provinsi yang juga mengalami peningkatan.
“Merujuk pada tren kasus positif di 34 provinsi, terdapat 3 provinsi yang menunjukkan tren peningkatan di minggu terakhir. Yakni Jawa Barat, Gorontalo, dan Maluku Utara. Ini mohon jadi perhatian serius,” ujar Juru bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito di Jakarta, Selasa (2/11).
Sebelumnya, ada 6 provinsi lainnya yang pada pekan lalu , juga mengalami tren peningkatan kasus COVID-19. Keenam provinsi tersebut adalah Bengkulu, Lampung, DIY, banten, Sulawesi Barat dan Papua.
“Cakupan vaksinasi untuk membentuk kekebalan tubuh masyarakat penting untuk ditingkatkan dan diperluas. Tujuannya agar dapat tercapai perlindungan maksimal,” terang Wiku dilansir JPNN.
Dia vaksinasi saja tidak cukup untuk menekan penularan COVID-19. Diperlukan kesadaran warga untuk menerapkan protokol kesehatan yang ketat selama beraktivitas.
“Banyak contoh kasus di sejumlah negara dengan cakupan vaksinasi dosis lengkap. Namun, tetap terjadi peningkatan kasus. Ini karena kendornya prokes terutama penggunaan masker,” pungkas Wiku.