TAKWA merupakan rahasia, misteri dan tujuan yang paling utama di balik kewajiban ibadah puasa. Hal ini telah ditegaskan Allah SWT dalam firmannya yang artinya : “ Hai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (Al-Baqarah [2]: 183).
Sesungguhnya apa yang menjadi target atau tujuan dari ibadah puasa ini, juga menjadi target dari ibadah-ibadah yang lain, sebagaimana difirmankan Allah SWT : Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dari orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa (Al-Baqarah [2]: 21) . Dimana takwa adalah perasaan takut kepada Allah SWT. Allah berfirman, Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri (An-Nisa [4]: 1). Ketika saudara mereka Nuh berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa” (Asy-Syu’ara [26]: 106).
Sehingga maksud kalimat “Mengapa kamu tidak bertakwa” dalam ayat itu adalah “Tidakkah kalian merasa takut?”. Walaupun takwa dalam penjelasan diatas dimaknakan “Takut kepada Allah “. Namun, pada beberapa ayat lainnya takwa juga dimaknakan dengan makna lain, diantaranya adalah “keimanan “ dan “Syahadat”, sebagaimana firman Allah SWT,
“Dan kepada orang-orang mukmin Allah mewajibkan kepada mereka kalimat takwa, dan mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (At-Fath [48];26)
Takwa juga dimaknai dengan taubat, firman Allah SWT, “ Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” (Al-Araf [7]: 96) (Maksudnya “jika penduduk negeri mau beriman dan bertaubat”,penj)
Takwa juga dimaknakan dengan “Keikhlasan”, firman Allah SWT. Demikianlah dan siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (Al-Hajj[22]:32)
Hakekat takwa adalah seseorang hamba mengenal tuhannya dengan penuhkesungguhan. Ia mengenal Allah dengan semua nama dan sifat yang dimiliki-NYA, keagungan-NYA, kekuasaan-NYA, dan kehebatan-NYA. Semua itu akan semakin membuatnya takut kepada Allah dan berhati-hati untuk tidak terjerumus ke dalam perbuatan maksiat. Ia juga akan semakin menyadari akan semua rahmat Allah, ampunan-NYA, dan nikmat-nikmat-NYA yang tidak terhitung serta semua yang telah Dia hamparkan kepada hamba-hambaNYA yang beriman.
Pengenalan dan kesadaran ini dipastikan akan membuatnya tidak berlamban-lamban dalam menggapai ridha Allah SWT. Tak ada ketakwaan yang bisa dicapai seorang hamat tanpa sikap konsisten dalam menjalankan ketaatan, mengerjakan kewajiban dan memperbanyak ibadah-ibadah sunah, (Al-Asydr Ash-Shaum ft Dhau’I al Kitab wa as-Sunnah)
Dengan demikian, takwa merupakan sikap kehati-hatian dan menjaga diri untuk tidak terjerumus dalam perbuatan-perbuatan yang bisa memicu datangnya azab Allah. Dalam pandangan orang-orang yang bisa memicu datangnya azab Allah. Dalam pandangan orang-orang yang memiliki keimanan yang teguh, takwa merupakan sikap waspada dan menjaga diri dari munculnya jarak yang menjauhkan seorang hamba dengan Allah. Takwa tak ubahnya seperti seorang yang melangkah di atas jalan yang berduri. Bisa dipastikan dia akan sangat berhati-hati saat menitinya. “Umar pernah bertanya kepada Ubay bin Ka’ab tentang takwa. Ubay menjawab, “Wahay Amirul Mukminin , pernahkah anda meniti jalan yang dipenuhi duri?” Umar menjawab “Pernah.” Ubay bertanya lagi,” Apa yang anda lakukan pada saat itu?’ Umar menjawab,” Aku singsingkan lengan bajuku dan berupaya semaksimal mungkin agar tidak terkena duri !” Ubay berkata,”begitu pula takwa.” (Tafsir Ibnu Katsir)
KEKAYAAN ORANG YANG BERTAKWA
Dalam Alquran dan Sunnah Rasulullah SAW ada kekayaan bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah SWT. Namun, amalan tersebut harus dilakukan dengan penuh semangat, sabar, tabah dan tekun. Aktualisasikan dalam ucapan dan tindakan dengan penuh ketulusan, keikhalasan, keimanan, dan berharap pahala dari Allah SWT.
Pertama : Puasa
Puasa merupakan pendidik kemauan dan pengekang hawa nafsu. Jadi mari ucapkan selamat dasar kepada kekayaan terbesar inim yang pernah disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah sabdanya, seluruh amalan anak adam itu adalah untuk dirinya sendiri. Satu kebaikan akan dibalas dengan ganjaran mulai dari sepuluh sampai sampai tujuh ratus kali lipat. Allah berfirman,” terkecuali ibadah puasa, ia hanya untuk Aku dan Aku sendiri yang membalasnya. Orang-orang yang berpuasa itu sengaja meninggalkan nafsu dan makanannya hanya karena Aku. Orang yang berpuasa akan bergembira dalam dua kondisi. Ketika berbuka dan ketika bertemu dengan Tuhannya. Bau busuk mulut orang yang berpuasa itu lebih harum disisi Allah daripada bau harum Kesturi”
Kedua : Membaca Al-quran
Alquran akan mewujudkan ketaqwaan, mendidik jiwa, memperbaiki moral dan menajamkan tekad. Siap yang ditimpa kegundahan, kegelisahan, musibah, dan lain sebagainya. Maka hendaknya dia mengobatinya dengan cahaya Allah yang nyata ini, sebagai mana dijelaskan Allah SWT dalam firman-NYA,
“Petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman (Yunus [10]: 57. Dalam ayat yang lain juga disebutkan “Penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada. (Yunus [10]:57)
Ketiga : Qiyamullail
Qiyamullail atau menghidupkan malam dengan ibadah, merupakan salah satu amalan yang paling agung dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ibadah ini adalah kemuliaan di dunia dan diakhirat. Apakah anda pernah mendengar sabda Rasulullah yang berbunyi, “ Siapa yang menghidupkan malam Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahalanya, maka dosa-dosanya yang lalu akan diampuni (HR Buchari dan Muslim)
Keempat : Sedekah Biasakan diri dan istri untuk bersedekah dan memberi di seluruh pintu kebajikan, sesuai dengan kemampuan. Itulah perwujudan dari firman Allah dalam Alquran :
“Kamu sekali-sekali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahui.”
Kelima : Mendermakan Makanan
Bagaimana kegembiraan luar biasa yang akan dia rasakan, saat kita mendermakan atau memberinya makanan untuk berbuka puasa pada hari itu. Pastilah lisannya akan spontan berucap, ya Allah, gantilah apa yang telah diberikan orang ini kepadaku, dan tambahkan baginya kebaikan di dunia dan di akhirat”. Rasulullah bersabda, siapa yang memberikan makanan buka puasa, maka ia mendapatkan pahala yang sama,tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa tersebut. (Shahih al-Jami’, no. 6415)
Keenam : Berdakwah
Allah SWT berfirman, Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata : “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (Fushhilat [41]:33).
Seruaan dakwah kepada Allah adalah kalimat terbaik yang bergema di muka bumi ini. Kedudukannya ada di posisi paling depan di antara semua perkataan baik lainnya dan bersanding dengan amal saleh. Bulan Ramadhan adalah peluang untuk berdakwah dan memberikan pengajaran kepada orang lain. Sebab berdakwah adalah kewajiban setiap muslim dan muslimat. Dakwah yang terbaik yakni dengan memberikan tauladan kebaikan.
Ketujuh : Bertaubat
Kembalilah kepada Allah. Curahkanlah air mata penyesalan dan semoga ia bisa menghapus dosa. Hingga hilang tak berbekas selamanya. Bertaubatlah pada Allah, berdirilah di depan pintu-NYA, rendahkan diri dan tunduklah di hadapan-NYA serta tunjukkan kalau kita betul-betul butuh kepada-NYA. Allah berfirman,
Katakanlah,”Wahai para hambaku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Dia mengampuni semua dosa. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang (Az-Zumar [39]:53)
Kedelapan : Berbakti kepada Orang Tua
Wahai orang yang ingin bertakwa dengan puasa dan qiyamullail sebagaimana yang Allah SWT perintahkan. Berikanlah perhatian pada makhluk lemah bernama “Ibu” yang muka sudah dipenuhi kerutan akibat sering hamil, menyusui dan mengalami kegundahan, Perhatikan juga makhluk lemah bernama “Ayah” yang membanting tulang siang malam,hanya untuk mencari sesuap nafkah, agar bisa hidup bahagia di dunia ini. Allah berfirman : “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka berdua, sebagaimana mereka telah mendidik aku waktu kecil”. (Al-Isra [17]:24)(syl/segala sumber)