BISNIS

Pertumbuhan Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia masih Lambat, Berikut Faktor Penghambatnya

BritaBrita.com,JAKARTA – Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengungkapkan Indonesia kini masih menghadapi sejumlah tantangan guna menjadi pemain utama dalam ekonomi dan keuangan syariah global.

Tantangan pertama, terbatasnya pertumbuhan usaha syariah, dibandingkan dengan potensi yang besar, baik untuk memenuhi kebutuhan domestik maupun dalam rangka ekspor.

Berdasarkan data State of the Global Islamic Economy Report 2021-2022, ekonomi dan keuangan syariah Indonesia masih berada di posisi empat di bawah Malaysia, Saudi Arabia, dan Uni Emirat Arab (UEA). Padahal, Indonesia merupakan satu dari beberapa negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.

“Dari sektor makanan halal, Indonesia di peringkat dua. Di sektor fashion, kita di posisi tiga yang sebenarnya potensinya jauh lebih besar. Di sektor traveling, bahkan kita belum masuk 10 besar. Ini adalah tantangan yang harus kita respon segera kalau kita ingin mengakselerasi ekonomi dan keuangan syariah,” kata Juda Agung dalam acara Sharia Economic & Financial Outlook (ShEFO) 2023, di Jakarta, Senin (6/2/2023).

Lihat Juga :  Rupiah Lesu ke Rp14.405 Tertekan Stimulus Ekonomi AS

Juda menambahkan, kondisi ini antara lain disebabkan oleh sektor halal di hulu yang masih rendah. Proses sertifikasi halal juga belum optimal, serta hub pasar domestik dan pasar ekspor yang juga belum optimal.

“Pemanfatan peluang-peluang baru di bidang ekonomi syariah seperti pariwisata ramah muslim, di bidang farmasi, media dan sebagainya, ini juga perlu kita tingkatkan,” kata Juda.

Tantangan kedua dari sisi keuangan dan pembiayaan. Juda menyampaikan, di tingkat global Indonesia masih berada di peringkat enam dalam pembiayaan syariah. Tantangan ketiga dari sisi literasi yang masih rendah. Hal ini menunjukkan perlunya perluasan edukasi dan literasi.

Lihat Juga :  Harta kekayaan 1% orang-orang terkaya di dunia meningkat, kesenjangan semakin curam

“Tantangan lainnya seperti penggunaan teknologi dan digitalisasi ekonomi syariah yang juga perlu ditingkatkan untuk dapat mengakselerasi sertifikasi halal, pembiayaan syariah dan ekspor produk halal,” kata Juda dilansir investor daily.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button