PALEMBANGSUMSEL

Gerakan Sumsel Mandiri Pangan, Langkah Menuju Kedaulatan Pangan

BritaBrita.com, Palembang – Forum Masyarakat Berdaya (FMB) menggelar Fokus Group Discussion (FGD) dengan tema “Harga Terjangkau, Pangan Sehat, Wujudkan Stabilitas dan Kedaulatan Pangan melalui Inovasi Sumsel Mandiri Pangan bertempat di Hotel Amaris, Rabu (8/2/2023).

Hadir sebagai narasumber Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumsel Itu Ruzuan Effendi MM, Perwakilan Dinas Perdagangan Sumsel, Kepala Balai Daerah Aliran Sungai (DAS) Musi Dr Sulthani Aziz MSc, Anggota Komisi II DPRD Sumsel Azmi Aziz, Kabag Kemitraan dan Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah OJK Regional VII, Andes Novytasary.

Ketua Forum Masyarakat Berdaya Ki Edi Susilo mengatakan, FGD ini adalah kajian untuk kedaulatan pangan.

“Kita mengapresiasi gerakan Sumsel Mandiri Pangan yang dilakukan oleh provinsi Sumsel. Kita mengapresiasi karena menurut kami Sumsel Mandiri Pangan itu adalah langkah untuk menuju kedaulatan pangan. Karena kedaulatan pangan itu mulai dari ketahanan pangan menuju kedaulatan pangan. Kedaulatan pangan tidak terwujud kalau tidak ada program Sumsel Mandiri Pangan. Oleh sebab itu gerakan Sumsel Mandiri Pangan harus didukung,” ujarnya.

Ki Edi Susilo menuturkan, beberapa waktu lalu terjadi kehilangan minyak goreng , telur yang mulai tinggi harganya sebelumnya dan pupuk subsidi harus dikawal.

“Penting kita mensuarakan Sumsel Mandiri Pangan ini sampai ke tingkatan paling bawah. Jadi gerakan Sumsel Mandiri Pangan ini gerakan yang bagus dan harus didorong agar bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat di Sumsel. Sehingga tidak lagi terdengar kabar tidak ada yang bisa makan, tidak lagi terdengar kabar bahwa masih ada masyarakat yang di bawah prasejahtera, yang kesulitan akses pada pangan,” tuturnya.

“Harapan kami gerakan Sumsel Mandiri Pangan ini berimplikasi positif terhadap masyarakat Sumsel. Karena kita melihat semangatnya sudah bagus. Karena gerakan Sumsel Mandiri Pangan ini untuk menuju kedaulatan pangan. Kita tidak ingin ada stunting Jadi kita dukung Gerakan Sumsel Mandiri Pangan,” tambah Ki Edi Susilo.

Ketua Pelaksana, Meilinda Julianti menuturkan, kegiatan hari ini adalah Fokus Group Discussion (FGD) dengan tema “Harga Terjangkau, Pangan Sehat, Wujudkan Stabilitas dan Kedaulatan Pangan melalui Inovasi Sumsel Mandiri Pangan.

“Pesertanya itu dari kalangan pelajar dan mahasiswa juga pada masyarakat umum.Harapannya kita bisa menemukan solusi untuk persoalan pangan dan persoalan kedaulatan pangan di Sumsel ini. Peserta diharapkan untuk bisa mengerti lagi mengenai kedaulatan pangan. Apa saja yang harus kita tingkatkan supaya bisa mewujudkan program dari di Sumsel Mandiri pangan,” bebernya.

Kepala Dinas ketahanan pangan dan peternakan Ir Ruzuan Effendi MM mengatakan, perlu ada koordinasi dengan stakeholder sehingga harga pangan tetap terjangkau dan ketersediaan tempat terjaga.

“Masyarakat jangan khawatir karena Maret kita sudah panen raya.Untuk harga beras tidak terlalu tinggi karena dari Bulog stok tetap banyak dan harganya tetap stabil,” ucapnya.

Kabag Kemitraan dan Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah OJK Regional VII, Andes Novytasary menjelaskan, pada FGD ini OJK paparkan lebih ke arah bagaimana mengedukasi masyarakat. Kalau di sini ada kelompok komunitas dan mahasiswa kita mengedukasi mengenai perluasan akses keuangan.

“Jadi meningkatkan pemahaman mengenai bagaimana masyarakat atau mahasiswa komunitas tadi agar mengerti produk dan layanan jasa keuangan. Jadi mereka mengerti manfaat dari resiko mengerti bagaimana membedakan legal dan ilegalnya. Mereka mengerti mengelola keuangan dan mempersiapkan keuangannya. Contoh misalnya kalau membuat usaha step-stepnya harus seperti apa kemudian kalau untuk usaha produktif bijak berhutang. Kemudian kalau punya modal bagaimana cara mengelola modalnya. Bagaimana kalau mereka punya tabungan lebih bagaimana cara menginvestasikan.Itu yang kita jelaskan di sini,” ucapnya.

“Untuk Gerakan Sumsel Mandiri Pangan, OJK juga hadir untuk mendampingi dalam membentuk Ekonomi keuangan inklusif. Jadi kita tahu membentuk ekonomi inklusif tidak cukup dengan sekedar taruh pembiayaan selesai. Kita harus tau, OJK bersama Jasa Keuangan hadir untuk mengembangkan Ekonomi keuangan inklusif dari proses awal dari dulu sampai ke hilir,” bebernya.

Sementara itu, Kepala Balai Daerah Aliran Sungai (DAS) Musi Dr Sulthani Aziz MSc menuturkan, kehutanan adalah sektor penting dalam ketahanan pangan. Karena kehutanan itu kalau di Sumsel ini kehutanan itu menguasai 30 wilayah daratan Sumsel. Dari 9 juta hektar wilayah di Sumsel ini 30% nya kehutanan.

“Itu kenapa kehutanan itu penting dalam ketahanan pangan itu yang pertama. Kedua, Kehutanan ini bukan hanya manajemen kayu tapi manajemen lahan hutan. Kebijakan pemerintah sekarang memberikan porsi bagi kehutanan dalam rangka kedaulatan pangan,” bebernya.

Dia menjelaskan, kawasan hutan terbagi-bagi ada kawasan hutan lindung ada kawasan hutan konservasi dan ada kawasan hutan produksi.

“Untuk konservasi Jadi tidak boleh diapa-apakan. Hutan lindung untuk melindungi ekosistem. Ada hutan konservasi yakni ada program kemitraan juga melalui konsepsi tujuannya banyak untuk sinergi dengan pemilik konsesi,” bebernya.

“Menurut saya untuk pengelolaan hutan dibandingkan dulu kebijakan pemerintah sekarang berorientasi lebih kepada rakyat. Karena Pak Jokowi lebih mengutamakan kepentingan rakyat daripada kepentingan lain-lain.Masyarakat dulu tidak boleh mengelola lanjutan tapi sekarang dibolehkan,” tandasnya.

Reporter: Yanti

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button