Tekan Angka Stunting, Prajurit Kodam Siap Turun ke Permukiman 5 Provinsi di Sumbagsel
Britabrita.com — Guna menekan angka kasus kekerdilan pada anak atau stunting, prajurit Kodam II Sriwijaya siap turun ke kawasan permukiman penduduk di lima provinsi dalam wilayah Sumbagsel.
Kelima provinsi itu adalah Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Lampung, dan Bangka Belitung.
“Sesuai perjanjian kerja sama (PKS) program penurunan stunting antara TNI AD dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, prajurit di Sumbagsel siap menyukseskan program tersebut,” kata Kapendam II/Sriwijaya Kolonel Kav Rohyat Happy Ariyanto di Palembang, Kamis (6/7/23).
Dia menjelaskan, dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 pada Juli 2023 ini, TNI AD bersama BKKBN melakukan penandatanganan piagam PKS dalam rangka penurunan angka kasus stunting.
Penandatanganan piagam PKS antara TNI AD dengan BKKBN dilakukan oleh Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Hamim Tohari mewakili Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) dengan Deputi Bidang Advokasi Penggerakan dan Informasi (Adpin) Sukaryo Teguh Santoso sebagai perwakilan BKKBN, di Lapangan Tembak Jakabaring Sport City (JSC) Palembang.
Perjanjian kerja sama itu mengatur beragam kegiatan yang diselenggarakan oleh TNI AD bersama BKKBN baik dalam upaya advokasi, komunikasi, informasi dan edukasi (KIE).
Perluasan akses dan peningkatan kualitas pelayanan keluarga berencana hingga kesehatan reproduksi dalam program percepatan penurunan stunting.
Perjanjian kerja sama ini juga membahas terkait pemberdayaan anggota TNI serta masyarakat dalam bidang ekonomi dan sosial budaya guna membangun ketahanan keluarga dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia pelaksana dan pengelola dalam percepatan penurunan stunting.
Sebelumnya pada acara penandatanganan piagam PKS dengan BKKBN di Palembang, Rabu (5/7), Kadispenad Brigjen TNI Hamim Tohari menyampaikan bahwa kerja sama itu menjadi bukti komitmen TNI AD untuk bekerja sama dengan BKKBN dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, khususnya dalam penanganan stunting, yang selama ini menjadi masalah nasional.
Masalah stunting apabila tidak segera ditangani dengan baik dampaknya akan panjang.
Bagi TNI AD penanganan kekerdilan pada anak ini adalah investasi masa depan untuk jangka panjang.
“Apa yang kita tanam hari ini, dampaknya tidak langsung kita rasakan dalam satu atau dua tahun, tetapi dalam jangka panjang.
Kita akan bisa menghasilkan generasi penerus yang berkualitas termasuk dalam perekrutan prajurit TNI nantinya bisa mendapatkan SDM yang berkualitas,” ujar Jenderal Bintang satu itu.
Sumber : Sumsel.antaranews.com