KALAM
Bergembiralah, Jangan Rusak Kebahagiaan Dengan Kesedihan
Coba lihat di televisi atau dengar kan radio bahkan bacalah media cetak dan online, begitu ragamnya kisah kegalauan dan kesedihan seseorang. Tidak hanya wanita juga pria termasuk anak-anak muda yang harusnya penuh dengan keriangan.
Mereka larut dalam kesedihan dan kegalauan hati, hanya karena banyaknya masalah yang sesungguhnya belum menjadi bahan pemikian lalu dipikirkan dan dijadikan sebagai soal yang berkepanjangan.
Ada yang karena berpacaran, padahal berpacaran itu dilarang dalam agama, malah dijadikan sebuah topic yang akhirnya membuat kesedihan dan kegalauan. Tidak sedikit permasalahan keluarga baik suami-istri ataupun antara orangtua dengan anak-anak menantunya. Hiruk pikik dunia telah melarutkan mereka dengan kesedihan dan kegalauan.
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata : “Tidak disebutkan Al Huzn (kesedihan) di dalam Al Qur’an , kecuali sebagai sesuatu yang manhiyyan ‘anhu (sesuatu yang dilarang) seperti dalam QS : Ali Imran ayat 139. “Dan janganlah kamu merasa lemah dan jangan pula bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang yang beriman”
Atau sebagai sesuatu yang manfiyyan (sesuatu yang ditiadakan) seperti yang terdapat dalam QS : Al Baqarah ayat 62 : “Tidak ada rasa takut pada diri mereka dan mereka tidak bersedih hati”
Sebab dari semua itu tidak ada manfaat. Ksedihan tidak memiliki makna. Malah kesedihan di dalam hati atau kegalauan merupakan suatu yang amat disukai oleh syetan dan menjadikan seorang hamba yang beriman merasa bersedih agar aktivitas atau amalnya terhenti. Dua seperti tiada arti. Ini bukanlah cirri-ciri orang yang tangguh daam Iman.
Kita pernah mendengar Rasulullah SAW memohon perlindungan kepada Allah dari bersedih hati. “ Allahumma inniy a’uudzu bika minal hammi wal hazani.“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindunganmu dari hamm (kedukaan) dan hazan (kesedihan)”
Karena sebab itulah menurut Ibnul Qayyim rahimahullah: “Kesedihan itu melemahkan pikiran, menurunkan semangat dan keinginan dan tidak ada sesuatu yang lebih disukai oleh syaithan selain membuat sedih seorang hamba yang beriman”.
Oleh karena itu, maka bergembiralah dan optimislah dan berbaik sangkalah kalian kepada Allah dan yakinlah, percayalah, bergantunglah dan bersandarlah hanya kepada Allah serta bertawakkalah kepadaNya…… maka kalian akan mendapatkan kebahagiaan (sa’aadah), ridho terhadap setiap keadaan yang menimpa.
“Janganlah engkau merusak keceriaanmu dengan galau dan janganlah kau rusak pikiranmu dengan rasa pesimis dan janganlah kau rusak kesuksesanmu dengan kesombongan, dan janganlah kalian merusak optimisme orang lain dengan membuat mereka frustasi, juga janganlah kalian rusak hari ini dengan mengenang hari yang telah berlalu.
Apabila engkau merenungkan keadaanmu pasti engkau akan menemukan bahwa Allah telah memberikan karunia kepadamu tanpa engkau minta, maka yakinkan dirimu bahwa Allah tidak menghalangi sesuatu perkara yang kamu sukai darimu kecuali hal itu untuk kebaikanmu, merupakan sesuatu yang mungkin engkau dalam keadaan tidur sementara pintu-pintu surga terbuka untukmu disebabkan doa doa yang dilantunkan untukmu, ada yang mendoakanmu, subhaanallaah,
Mungkin itu dari seseorang yang miskin yang pernah engkau bantu….
Atau dari seseorang yang lagi berduka yang engkau senangkan hatinya….
Atau dari seseorang yang sedang lewat yang engkau tersenyum padanya……
Atau dari seseorang yang orang yang sedang sakit yang engkau bantu dia untuk berobat……
Maka janganlah engkau menganggap remeh perbuatan baik selamanya.
Ibnu As Sa’di Rahimahullah mengatakan: “Dunia ini hanya sebentar, maka jangan diperpendek lagi dengan kegalauan, kedukaan, kegundahan dan kesedihan, jadilah orang yang memiliki hati yang bernafas dengan kebahagiaan dan ridho. Semoga Allah menjadikan waktu waktu kita penuh dengan kebahagiaan dan semoga Allah mengampuni semua dosa dosa kita.(*)
Penulis: Bangun Lubis