PALEMBANGSEHATSUMSEL

Kenali Penyakit Otak Manusia, RS Siloam Nobar Film 3D

BritaBrita.com, Palembang – Film tiga dimensi (3D) bertemakan kehebatan otak manusia, stroke dan bedah syaraf, dipersembahkan oleh dokter Rumah Sakit (RS) Siloam dan guru besar spesialisasi bidang bedah syaraf (neurosurgeon), Prof DR DR dr Eka Julianta Wahjoepramono SpBS (K), Ph D.

Prof Eka menyampaikan dalam film dokumenter Cinema Brain Education yang berdurasi 60 menit ini, mengenai bahaya penyakit-penyakit yang ada di otak, salah satunya tumor otak dan stroke.

“Ini cara kami mengedukasi, kalau orang hanya diberitahu begitu akan sulit percaya. Tapi ini kami coba hadirkan dalam bentuk cinema 3D,” ungkap Prof Eka Julianta setelah menggelar nonton langsung di Cineapolis Palembang Icon Mall pada Sabtu, (3/2/2024).

Prof Eka pun menyampaikan pesan akan pentingnya hidup sehat sejak dini. Jika melihat dari data beberapa tahun terakhir, stroke tak hanya mengintai usia lanjut atau lansia, melainkan juga usia muda.

“Melalui film tadi, orang bisa lihat sendiri pasien-pasiennya, suasana ICU seperti apa, operasi otak seperti apa, sehingga mereka bisa sadar betapa penting hidup sehat dan rajin chek up kesehatan otak,” jelasnya.

Direktur RS Siloam Sriwijaya dr Bona Fernando mengatakan, kegiatan edukasi ini sangat penting dan baik sekali, apalagi yang diundang untuk nonton bersama adalah rekanan dari RS Siloam Sriwijaya, dan masyarakat awam agar peduli dengan kesehatan.

“Kita berharap dapat mengedukasi untuk masyarakat dan pentingnya melakukan pemeriksaan kesehatan rutin terutama otak. Untuk pemeriksaannya sendiri, sekarang di Rumah sakit siloam sriwijaya palembang sudah dilengkapi dengan alat yang canggih dan SDM yang profesional untuk mendeteksi dini penyakit pada otak,” kata dr Bona Fernando.

Sementara itu, Santi salah satu masyarakat yang ikut menonton merasa antusias dengan film besutan Prof Eka ini.  Menurutnya, banyak yang didapat dari film dokumenter tersebut.

“Setelah menonton film kita jadi tahu kalau penyakit otak seperti stroke itu bisa di deteksi dini. Ayok kita sama-sama belajar lebih dalam bagaimana mencegah segala yang berbahaya apalagi ke arah otak sedini mungkin,” ujar Santi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button