Catatan STQH Sumsel ke 28 di PALI : Kafilah Lahat dari Zero ke Hero

OLEH : Drs H Iklim Cahya, MM (Kabid IT, Pubdok LPTQ Sumsel)
PETA persaingan antar kafilah MTQ/STQH kabupaten/kota di Sumatera Selatan (Sumsel) selama 4 tahun terakhir, cukup dinamis. Hal itu terlihat dari silah bergantinya juara umum MTQ/STQH tingkat provinsi Sumsel.
Pada MTQ Sumsel tahun 2022, kafilah Kabupaten Ogan Ilir (OI) yang berhasil menjadi kampiun atau juara umum 1, tapi pada MTQ Sumsel tahun 2024, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) yang meraih juara umum 1, menggeser kafilah OI yang turun ke posisi runner up.
Begitu pula di ajang STQH, pada STQH tahun 2023 di Kota Lubuklinggau, kembali OI yang keluar sebagai juara umum 1, namun pada STQH tahun 2025 ini, Kota Palembang yang menjadi kampiun, memupus harapan OI untuk mempertahankan juara umum.
Tapi tidak hanya dinamika perebutan posisi juara umum 1 yang menarik. Ada sisi lain yang juga tak kalah menariknya untuk dicermati. Yakni posisi kafilah Kabupaten Lahat.
Mungkin banyak yang masih ingat, pada MTQ Sumsel tahun 2022 yang digelar di Asrama Haji Sumsel, “kafilah Bukit Jempol” ini, menempati juri kunci, yakni nomor 17 dari 17 kabupaten/kota peserta MTQ tingkat provinsi tersebut. Tidak satupun medali yang didapat oleh peserta MTQ Lahat saat itu.
Kafilah Lahat pulang dengan kepala menunduk. Betul-betul zero medali, padahal di Kabupaten Lahat cukup banyak pondok pesantren, kelompok pengajian, dan penduduknya juga tergolong agamis.
Tapi pengalaman buruk tersebut tidak membuat mereka berputus asa. Justru memacu Pemkab, LPTQ dan Kemenag Lahat, makin berbenah. Mereka segera melaksanakan Bimtek Dewan Hakim dan Panitera, menggelar MTQH secara lebih sungguh-sungguh, termasuk memberi bonus kepada pemenang MTQ/STQH, baik berbentuk dana maupun bonus umroh.
Bahkan pada pelaksanaan MTQH kabupaten tahun 2025 ini, Lahat juga menggunakan sistem penilaian secara live score, dengan menggandeng personal Tim IT dari LPTQ Provinsi. Efeknya, pemenang yang terjaring pun menjadi lebih berkualitas.
Bagaimana hasil dari upaya pembenahan tersebut? Ternyata usaha tidak akan menghianati hasil. Dari hasil zero pada MTQ tingkat provinsi tahun 2022, setahun kemudian pada STQH tahun 2023 kafilah Lahat tembus pada posisi 4 besar.
Begitu juga pada MTQ Sumsel tahun 2024, Lahat juga tembus 4 besar, padahal tahun 2022 menempati juru kunci. Dan pada STQH tahun 2025 yang dilaksanakan di Kabupaten PALI, kafilah Lahat tembus 3 besar.
Karena itu pengalaman Kabupaten Lahat ini, dapat menjadi cerminan bagi kabupaten/kota lain yang prestasinya masih di papan bawah. Intinya kalau mau berbenah, kalau mau bersungguh-sungguh, dan kalau bertanggung jawab dengan tugas/pekerjaan, maka prestasi yang lebih baik, bisa dicapai. Zero pun bisa menjadi hero. (**)