PALEMBANGSUMSEL

Kepala BPS Sumsel : Kita Tak Impor Sampah Plastik, Tapi Ekspor Sisa Industri Makanan

BritaBrita.com, Palembang-Masalah impor sampah plastik di Indonesia begitu marak belakangan ini. Meski begitu, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan menyebut jika Sumatera Selatan tidak termasuk provinsi yang melakukan impor sampah sebagai bahan baku produksi.

Kepala BPS Provinsi Sumsel, Endang Tri Wahyuningsih mengatakan, Sumsel tidak mengimpor plastik dan sejenisnya meskipun memiliki pabrik pulp yang hasil nilai ekspornya luar biasa. Bahkan, kertas tisu masih menjadi komoditas andalan ekspor di 2019.

Endang Tri Wahyuningsih

“Kita tidak mengimpor plastik dan sejenisnya, tapi malah Sumsel mengekspor sisa industri makanan ke beberapa negara Asia. Tapi digunakan untuk apa, saya kurang mengetahui,” katanya.

Adapun beberapa negara tujuan ekspor sisa industri makanan tersebut yaitu Vietnam dan Thailand. Namun, ekspor tersebut tidak masuk komoditas utama ekspor dari Sumsel.

“Di Sumsel ada lima komoditas utama ekspor. Di antaranya yakni karet, bubur kayu/pulp, batubara, hasil minyak, dan pupuk urea,” ujar Endang

Endang menjelaskan, pada Juni 2019 pihaknya mencatat ekspor dari Sumsel yang terbesar yaitu karet senilai US$ 112,87 juta (37,28 persen), bubur kayu/pulp senilai US$ 82,50 juta (27,28 persen), batubara senilai US$ 53,74 juta (17,75 persen), hasil minyak senilai US$ 20,50 juta (6,77 persen), dan pupuk urea senilai US$ 11,78 juta (3,89 persen).

Selanjutnya, berdasarkan data BPS Provinsi Sumsel, untuk ekspor pada Juni 2019 sebagian besar ditujukan ke negara Tiongkok sebesar US$ 102,22 juta (33,76 persen), Amerika Serikat sebesar US$ 29,20 juta (9,64 persen), dan Malaysia sebesar US$ 23,32 juta (7,70 persen).

“Ekspor Sumsel periode Januari – Juni 2019 sebesar US$ 1.996,19 juta juga mengalami penurunan 7,01 persen dibanding nilai ekspor periode sama pada 2018 lalu yakni sebesar US$ 2.146,66 juta,” jelasnya.

Lebih lanjut diungkapkannya, soal impor barang-barang yang didatangkan adalah jenis barang modal atau bahan baku yang tidak ada di Provinsi Sumatera Selatan dan mayoritas negara asal impor dari Tiongkok, Kanada, dan Malaysia bukan Australia.

“Nilai impor kita (Sumsel) periode Januari-Juni 2019 sebesar US$ 253,90 juta, turun hingga 49,10 persen dibanding nilai impor di periode yang sama pada 2018 yang sebesar US$ 498,79 juta. Meski turun tetap tak masalah sebab Sumsel masih punya peluang untuk mengekspor komoditas andalan,” ungkap Endang.

Reporter : Maulana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button