Uncategorized

Kisah Bos Mayapada: Dulu Hidup Ngontrak, Kini Berharta Rp63 T

BritaBrita.com,Jakarta-Dato Sri Tahir masuk dalam salah satu orang terkaya Indonesia versi majalah Forbes tahu 2018. Pria kelahiran Surabaya ini merupakan pengusaha, investor, sekaligus pendiri Mayapada Group.

Mayapada Group merupakan holding company yang memiliki beberapa unit bidang usaha seperti perbankan, TV berbayar, media cetak, property, sampai rumah sakit.

Namun siapa mengira bahwa orang yang memiliki kekayaan di tahun 2018 mencapai US$ 4,5 miliar, tercatat sebagai orang terkaya nomer enam di tahun 2018. Dulunya merupakan seorang anak penyewa becak miskin.

Tahir berkata bahwa dirinya hidup dari keluarga yang tidak mampu. Tinggal di rumah kontrakan yang berada di Surabaya.

“Saya itu dari Surabaya, dulu rumah saja kontrak. Saya lahir rumahnya kontrak, sampai umur 20 tahun rumahnya masih kontrak di Surabaya. Lebar rumah saya kira-kira 3,5 meter atau 4 meter sama panjang. Orang tua saya kerjaanya sebagai penyewa becak,” kata Tahir.

Tahir memiliki rasa minder namun ia mengaku tidak pernah menyerah untuk berusaha. Ia percaya agar bisa merubah nasib menjadi sukses. Dalam kurun waktu yang lama, Tahir pun sempat jatuh bangun menjalani usaha.

“Jadi saya berjuang, saya tidak ada dendam. Tapi saya tidak mau diremehkan. Itu berat sekali. Maka itu, saya tidak senang dengan orang kaya, saya benci sama orang kaya. Orang kaya saya anggap itu imperialisme. Orang kaya itu kerjanya menindas, orang kaya itu kerjanya membully orang. Sampai sekarang. Habitat saya itu ada di orang miskin. Itu habitat saya,” katanya.

Sang pemilik Mayapada GroupĀ ini mengaku sering memberikan sumbangan dalam bentuk uang. Sebagai bentuk kemanusiaan tanpa mengenal situasi.

Misalnya saat Tahir sedang jalan di kawasan Sisingamaraja. Ia melihat sosok anak perempuan bernama Ayu yang sedang berjualan ketika hujan. “Saya bilang sama dia, besok karyawan saya datang kesini mengurus kamu. Kita lihat oh rumahnya disini. Kita bayarin rumahnya,” tuturnya.

Tahir juga kerap memberikan bantuan pada korban bencana. Seperti korban gempa Yogyakarta, gempa Padang, banjir di Jawa Tengah. Tak hanya bantuan uang, ia menyempatkan diri untuk datang.

Selain domestik, Tahir juga membantu daerah-daerah konflik seperti Rohingnya di Myanmar. Pun ia tak luput pada daerah Timur Tengah. Dirinya bercerita pada saat berkunjung ke Suriah beberapa tahun lalu. Bahkan mengankat salah satu pengungsi Suriah menjadi cucunya.

“Nanti saya ke Beirut mengurus Palestina. Beberapa negara saja. Saya bantu anak Unicef, di Sudan saya bantu. United Nation itu, saya punya cucu orang Suriah. Rohingnya kita juga bantu, siapa saja. Sampai saya datang ke perbatasan Irak, itu saya datang juga,’ ucapnya seperti dilansir detikfinance.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button