LIFESTYLEPALEMBANGPOLITIKSUMSEL

Orasi di Kantor Gubernur Berkostum Unik, Selegram Asal Palembang, Indah Rizky Ariani Minta Massa Tak Anarkis

BritaBrita.com,PALEMBANG – Selebgram asal Palembang Indah Rizky Ariani Berkostum unik saat ikut aksi unjuk rasa Tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di Kantor Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), Jumat (9/10/2020).

Selebgram Indah Rizky Ariani yang dikenal dengan Indah Mujyaer atau pemilik akun Instagram @indahrizkyariani_mujyaer tersebut mengenakan mengenakan wig berwarna merah serta wajah yang dicat putih dan pakaian putih, ia meminta mahasiswa yang demo di Kantor Gubernur, tidak bertindak anarkis.

Indah mengaku aksinya itu dilakukan secara spontan dan tanpa perencanaan. Kostum yang dikenakannya memang selama ini telah dikenakannya dalam beberapa content parodi yang ada disajikan di akun Instagramnya.

“Ide ini juga timbul baru semalam ketika melihat bentrokan antara mahasiswa dan polisi di demo DPRD Sumsel,” kata Indah saat dibincangi di lokasi demo.

Ia mengaku baru memutuskan untuk berjalan ke lokasi satu jam sebelum para mahasiswa melakukan aksi. Pakaian yang dikenakannya dimaksudkan untuk menarik perhatian semua orang yang sedang melakukan demonstrasi. Sebab jika berpakaian biasa saja, maka tidak akan didengarkan.

“Dengan begini, paling tidak bisa menjadi pusat perhatian dan pesan kami untuk tidak berbuat anarkis bisa tersampaikan,” ujarnya.

Menurut Indah ia yakin bahwa tidak ada yang salah dalam hal ini, mahasiswa mungkin sudah merasa terlalu lelah menyampaikan aspirasinya yang seperti diabaikan dan tidak didengarkan. Sementara polisi juga mengemban tugas berat, untuk memelihara keamanan selama berlangsungnya demonstrasi.

“Polisi hanya menjalankan tugas dengan sebaik baiknya, sebagai penegak hukum. Ya pada intinya mahasiswa atau dalam hal ini katakanlah rombongan demonstran dan polisi adalah manusia yang sama-sama memiliki tugas, atau hak dan kewajiban yang sama atas Indonesia negara kita,” kata Istri Camat Kemuning ini.

Menurut Indah, demonstrasi adalah hak seluruh rakyat indonesia untuk menyampaikan pendapat. Tetapi jangan sampai anarki. Dibutuhkan banyak warna untuk membuat dunia ini indah. Dibutuhkan polisi sebagai orang yang menjaga ketertiban ini, maka jangan jadikan polisi sebagai kambing hitam kekesalan sebab tidak didengarkan. Sebaliknya dibutuhkan mahasiswa sebagai tolak ukur kemajuan bangsa,
ditangan mereka inilah estafet keberhasilan dan kesuksesan negara ini akan diteruskan.

“Pesan saya adalah jangan pernah merusak. Rusak susu sebelanga gara-gara nila setitik. Jika memang ada oknum mahasiswa yang berbuat salah atau mungkin oknum polisi yang berbuat keterlaluan, jangan disamaratakan. Jika kita tidak suka dengan ranting pohon yang memiliki daun jelek atau busuk, potong rantingnya, bukan memotong pohon beserta seluruh akarnya,” bebernya.

Lalu terkait UU Omnibus Low menurut Indah, banyak pasal yang perlu ditinjau ulang sebab merugikan banyak lapisan masyarakat Indonesia. Pemerintah juga harus memberikan penjelasan yang baik untuk masyarakat dengan alasan dan point sejelas-jelasnya. Dengan adanya keterbukaan dan penjelasan yang baik, jika dirasa interpretasi antara pembuat undang undang dengan masyarakat berbeda maka jangan biarkan banyak orang turun ke jalan dan tidak mendapatkan jawaban apa-apa atas kebingungan ini.

Sementara itu terkait ia mentraktir para mahasiswa yang demo menurutnya, itu berlatar belakang dari beberapa hari yang lalu bahwa ia sedih sekali rasanya melihat mereka yang terlihat sangat lelah menyampaikan aspirasi disaat masa pandemi. Mereka pasti mengorbankan banyak hal termasuk mereka mungkin mengorbankan kondisi ekonomi keluarga mereka secara pribadi.

“Apalagi seperti yang kita ketahui bahwa Covid-19 ini telah membuat jumlah orang miskin melonjak pesat. Ketika mereka mengorbankan banyak hal, lalu daripada saya berdiam diri saja di rumah, tanpa melakukan apa-apa, sementara saya juga tidak mampu seperti mereka anak-anak muda yang energik. Jadi saya memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan yang saya miliki,” katanya.

Bagi Indah hari Jumat kemarin adalah bersedekah, baik kepada mereka mahasiswa yang membutuhkan makanan dan minuman, juga kepada mereka yang berjualan disana. Kebetulan Ia juga memang aktivis yang selalu sering mengedukasi netizen untuk senantiasa bersedekah.

“Kalau uangnya dari uang penghasilan bisnis saya, saya anggap ikut mencicipi mereka jerih payah ini. Sekaligus mengharapkan pahala dari Tuhan. Uang yang dikeluarkan tidak banyak, lebih dari Rp 5 juta dan tidak sampai Rp 10 juta,” pungkasnya.

Reporter: Maulana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button