PALEMBANGSUMSEL

Faktor Kemiskinan dan Kurang Gizi Picu 4.641 Orang Derita Stunting

Dominasi di Wilayah Ulu

BritaBrita.com,Palembang-Kasus stunting terjadi di Palembang dan cukup tinggi dibandingkan wilayah lain di Sumater Selatan. Ada 7,9 persen dari 123 ribu anak yang mengalami akibat kurang asupan gizi dan mengakibatkan tubuh tidak berkembang dengan baik.

Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Palembang Eni Hardiani mengatakan, Stunting adalah masalah kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.

“Balita menderita stunting ini biasanaya ditandai dengan fisik berbadan pendek, bahkan hingga dewasa, tubuh kecil dan pendek tidak sesuai dengan usianya,” katanya, penggalangan komitmen pencegahan stunting, di Hotel Beston, Kamis (20/2/2020).

Di Palembang, berdasarkan data berdasarkan data yang terentry (terdata) melalui Aplikasi Elektronik Pencatatan Pelaporan gizi berbasis masyarakat (E-PPGBM), stunting hanya berada di angka 7,9 persen atau 4.641 dari keseluruhan balita yang ada (usia 0-5 tahun).

“Sunting erat kaitannya dengan faktor ekonomi dan pengetahuan. Ada 10 kelurahan sebagai lokus intervensi stunting. Mendominasi di Seberang Ulu, diantaranya keluraha Kuto Batu,” katanya.

Stunting rentan terkena pada usia 0-2 tahun, dan ada 1.075 balita di usia tersebut, kemudian usia 3-5 tahun yang postif stunting ada 2.806 balita. Stunting terjadi akibat balita kekurangan asupan gizi seperti protein hewani dan nabati serta zat besi.

“Masalah asupan gizi ini harus tercukup sejak 1000 hari masa kehidupan atau saat masih dalam kandungan. Bahkan, dari sebelum hamil  harus dipersiapkan. Karena itu calon ibu dapat dipersiapkan sejak remaja putri, harus menjaga kesehatannya, jangan sampai kekurangan gizi. Jika ekonomi tidak baik, sulit untuk mengonsumsi makanan yang bergizi,” katanya.

Stunting dapat mempengaruhi produktivitas generasi masa depan. Bahkan dalam jangka panjang penderita rentan terhadap serangan penyakit. Selain bermasalah gizi, yang menyebabkan anak pendek dari ukuran normal, juga dipengaruhi buruknya fasilitas sanitasi.

“Minimnya akses air bersih, dan kurangnya kebersihan lingkungan seperti belum dilengkapi dengan jamban keluarga. Yang terpenting juga, lingkungan keluarga ikut mendukung pola hidup sehat dengan tidak merokok,” jelasnya.

Reporter : Kamayel Ar-Razi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button