NASIONALPOLITIK

Heboh, Pencarian Rumah di Palangka Raya Meroket. Ini Sebabnya

BritaBrita.com,Jakarta – Indonesia mau punya ibu kota baru. Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan hal tersebut lewat sidang kabinet yang digelar bersama para menteri beberapa waktu lalu.

Jakarta yang telah memegang predikat ibu kota selama 72 tahun lamanya dianggap sudah tak lagi ideal untuk ditempati lantaran berbagai faktor. Pulau Kalimantan pun menjadi yang paling terdepan sebagai pengganti Jakarta.

Salah satu lokasi yang jadi kandidat paling kuat untuk ibu kota baru ialah Palangka Raya di Kalimantan Tengah. Nah rencana pemindahan ibu kota ini ternyata ikut berdampak terhadap bisnis properti di sana. Pasalnya, saat ini pencarian rumah di Palangka Raya mengalami peningkatan.

Bagaimana ceritanya? Simak berita lengkapnya.

Pencarian Rumah di Palangka Raya Naik 500%

Head of Real Estate Category OLX Indonesia Ignasius Ryan Hasim menjelaskan, rencana yang dihembuskan oleh pemerintah soal pemindahan ibu kota berdampak terhadap perilaku orang dalam mencari properti atau hunian.

Dia mengungkapkan, pencarian properti atau rumah di Palangka Raya mengalami peningkatan yang sangat signifikan lewat internet. Bahkan, peningkatannya mencapai lima kali lipat.

“Pencarian properti di OLX, untuk Palangka Raya naik 5 kali lipat sejak Presiden Jokowi mengumumkan wacana pemindahan ibu kota,” kata Igna di kantor OLX Indonesia.

Igna mengungkapkan, sebelum Jokowi mengadakan rapat terbatas (ratas) di Istana Presiden, angka pencarian properti di Palangka Raya sekitar 314 setiap harinya. Angka itu kemudian mengalami peningkatan hingga lima kali lipat sehari setelah ratas digelar.

“Kita bandingkan ini antara tanggal 30 April 2019, untuk berapa banyak orang yang mencari properti di Palangka Raya kota, dibandingkan dengan tanggal 25 April, itu di level 314 pencarian, berapa banyak orang yang mencari properti di Palangka Raya setiap harinya,” jelas Igna.

“Mungkin kalau kita bulatkan 300 di hari biasa sebelum ada wacana itu, jadi sekitar 1.500 di tanggal 1 April, satu hari setelah rapat terbatas dilakukan,” tuturnya.

Kebutuhan Rumah di Calon Ibu Kota Baru

Pemerintah mengungkapkan pegawai negeri sipil (PNS) yang berada di pusat akan pindah ke luar Jawa jika pemindahan ibu kota Indonesia terealisasi. Ada dua skema yang akan digunakan pemerintah dalam memindahkan seluruh aparatur sipil negara (ASN) ke wilayah ibu kota baru, yakni dengan rightsizing (penyesuaian) atau tidak.

Jika nantinya diputuskan tidak ada rightsizing, maka seluruh PNS di Jakarta akan pindah semua. Baik, PNS, parlemen, yudikatif, Kepolisian, TNI, dan kemungkinan beserta keluarganya.

Head of Real Estate Category OLX Indonesia Ignasius Ryan Hasim memperkirakan, bila benar pemerintah menggunakan skema tanpa rightsizing, maka bakal ada 4 jutaan PNS yang akan pindah ke ibu kota baru.

“Kalau semua betul kementerian dan lembaga ini dipindahkan tanpa ada rightsizing, atau artinya tanpa pengurangan jumlah karyawan sesuai dengan prioritas pemerintah, artinya ada 4,3 juta orang ASN yang harus dipindahkan ketika ibu kota lama pindah ke ibu kota baru,” kata Igna.

Dengan angka itu, ia memperhitungkan total jumlah orang yang akan pindah ke ibu kota baru mencapai 15 juta. Perhitungan yang dilakukan secara internal, di mana setiap PNS tidak mungkin pindah sendiri, melainkan membawa keluarganya.

“Kan nggak mungkin semua pindah sendirian, ini kan banyak yang sudah berkeluarga, mungkin sudah punya anak dan lain-lain. Kita lihat rata-rata mungkin ada sekitar 15 juta orang pindah, itu kalau memang semuanya dipindahkan,” jelasnya.

Bila demikian, maka 15 juta orang akan membutuhkan rumah baru di ibu kota baru. Namun, tidak semuanya tinggal masing-masing dengan rumah terpisah.

“Artinya 15 juta orang butuh rumah baru. Dan ini sangat menarik, karena ternyata somehow wacana itu keluar ke publik, kita lihat di Palangka Raya, pencarian properti di Palangka Raya. Data awal menunjukkan sudah ada pergerakan peningkatan, mungkin dari sisi calon pembeli, atau mungkin spekulan, atau mungkin investor,” tuturnya.

Bisnis Properti di DKI bakal Ikut Moncer

Bisnis properti di Jakarta dinilai bakal diuntungkan dengan pindahnya ibu kota negara dari Jakarta. Pasalnya beban Jakarta akan berkurang ketika ibu kota sekaligus pusat pemerintahan pindah ke luar Jawa.

Head of Research and Consultancy Savills Indonesia Anton Sitorus mengatakan dengan berpindahnya pusat pemerintahan, beban di Jakarta akan berkurang, contohnya adalah kemacetan. Dengan demikian Jakarta bakal menarik bagi pencari properti.

“Dengan kotanya makin nyaman, makin enak, makin bagus kan tentunya kan permintaannya akan meningkat. Kalau permintaannya meningkat tentunya akan mendorong pertumbuhan harga,” kata dia dilansir detikom.

Tentu saja banyaknya penduduk yang pindah ke ibu kota baru nantinya akan membuat Jakarta lebih nyaman.

“Ya dengan berpindahnya kegiatan pusat pemerintahan kan tentunya secara populasi dan secara traffic, kemacetan kan berkurang. Nah itu menurut saya sih bagus dampaknya buat Jakarta,” ujarnya.

Namun dia belum bisa memperkirakan sebesar apa dampak pemindahan ibu kota dalam mempengaruhi kenaikan harga properti di Jakarta. Menurutnya itu akan terjadi secara bertahap dan dalam jangka panjang.

“Jangka panjang itu sebenarnya malah kalau saya bilang lebih positif buat sektor properti dan juga sektor bisnis lainnya yang sifatnya komersial, karena kalau misalnya jadi pindah kan pasti ada terjadi pengurangan beban ya, aktivitas juga termasuk lalu lintasnya,” jelasnya seperti dilansir detik.com.

Dia juga memberi catatan, kenaikan harga properti di Jakarta tak serta-merta terjadi begitu ibu kota pindah. Hal lain yang mempengaruhi adalah perbaikan yang terjadi di Jakarta sendiri bakal seperti apa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button